5 Nov 2011

Bekal Aktivis Dakwah Dalam Surat Al-Qalam

Berbicara tentang Surat Al Qalam yang berarti pena, maka kita akan sedikit juga berbicara tentang Juz 29. Surat ini adalah surat ke 68 dan termasuk surat-surat yang diturunkan di Mekah. Juz 29 merupakan juz yang banyak menjelaskan tentang dakwah, bekal, sejarah dan contoh-contohnya. Seperti dalam surat Al Mulk berisi bekal dai, Al Qalam bekal dai berupa ilmu yang benar, Al Haqqah bekal dai berupa tadzkirah, ada juga surat Nuh yang berisi contoh dai dari kalangan Manusia, dan surat Al Jin yang berisi contoh dai dari kalangan jin, dan surat-surat lainnya, seperti Al Muzzammil, Al Muddatstsir, dan lainnya.

Ada beberapa Hikmah yang terkandung dalam surat Al Qalam ini, pertama hikmah secara umum, sebagaimana surat-surat Makkiyah lainnya, Al Qalam juga berisi tentang taqrir yang memperkuat aspek aqidah serta penegasan penetapan kenabian Saw.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/10/15583/bekal-aktivis-dakwah-dalam-surat-al-qalam/#ixzz1ctHbyt41
Hikmah yang kedua, bersifat khusus, yaitu perintah untuk mengikat ilmu dengan menulis dan mencari ilmu dengan informasi yang benar atau shahih.

Pesan Khusus

- Urgensi Ilmu Bagi para dai

[68:1] Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,

Ketika kita ingin mengajak orang kepada kebaikan, tentunya kita harus memiliki ilmu untuk meyakinkan argumentasi kita. Untuk itulah kenapa Ilmu begitu penting, sehingga Allah berfirman dalam surat Al Qalam ayat 1 tentang ilmu ini.

Inilah bekal yang Allah siapkan untuk para dai, agar memperhatikan ilmu dan menuliskannya dalam rangka menyebarluaskan ilmu sehingga bermanfaat tidak hanya pada masa sekarang tapi juga di masa yang akan datang, untuk generasi mendatang.

ayat ini menarik, karena secara tersirat Allah swt menuntun kita agar memperhatikan perkembangan dunia tulisan, yang dahulu kala menggunakan tinta, sekarang sudah melalui dunia maya. Seorang dai harus melek teknologi, karena tulisan era sekarang tidak lagi berupa dalam selembar daun, kertas, atau batu tapi sudah melalui teknologi eBook, internet, dan lain sebagainya.

- Pahala bagi seorang dai

[68:3] Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.

Ketika kita mengamalkan apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw, kita tentu akan mendapat pahala atas amal yang kita kerjakan. Akan tetapi Rasulullah saw, para sahabat, dan orang-orang yang mengajarkan ilmunya, juga akan mendapatkan pahala meskipun mereka telah tiada. Inilah yang disebut amal jariyah, yang tiada terputus. Inilah pahala yang besar yang tiada terputus bagi seorang dai, yang menyebarkan ilmunya kepada semua orang, baik diri, keluarga dan lingkungannya. Dan salah satu cara yang membuat karya dan dakwah kita terus menerus diikuti orang adalah dengan menuliskannya dalam sebuah artikel, buku, kitab dan media lainnya yang akan bermanfaat tidak hanya saat ini tapi juga beberapa generasi mendatang. Bayangkan berapa besar pahala yang akan kita dapatkan karena tulisan dakwah kita mampu membuka hidayah banyak manusia?

- Pentingnya Akhlaq sebagai bekal Dai

[68:4] Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Dalam hinaan dan cacian yang makin lama makin mencekam, Nabi saw menghadapi dengan santun dan akhlaq yang agung. Meski mendapat siksa, intimidasi, boikot dan segala bentuk upaya untuk menghentikan dakwah Nabi saw, akan tetapi Nabi saw bersama para sahabatnya tetap tegar. Inilah rahasia dakwah Beliau saw, akhlaq!

Hadapi segala rintangan dakwah ini, fitnah, dan kekerasan dalam bentuk fisik, dengan akhlaq yang baik, bijaksana dan dengan cara yang benar. Biarkan mereka yang menyakiti kita, melihat akhlaq kita, dan siapa tahu, mungkin esok ia akan menjadi penopang dakwah kita yang paling keras dan tegas terhadap musuh-musuh dakwah ini.

- Akhlaq terhadap para Pencela

Berikutnya, adalah akhlaq yang harus kita lakukan ketika menghadapi para pencela dan pelaku fitnah, dengan sangat jelas Allah menuntun kita dalam Ayat 7-12 berikut,

[68:7] Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

[68:8] Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).

[68:9] Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).

[68:10] Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,

[68:11] yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,

[68:12] yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,

- Futur Dalam Dakwah?

[68:48] Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).

[68:49] Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela

[68:50] Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.

Ia adalah Nabi Yunus as, yang memilih untuk meninggalkan kaumnya yang tidak mau menerima dakwahnya. Dan hal tersebut mendapat teguran dari Allah swt, yang kemudian, Nabi Yunus meminta ampun seperti dalam surat Al Anbiya ayat 87.

Doa inilah yang kemudian membuat Allah memberikan nikmat kepadanya dan ampunan.

[21:87] Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

Maka, inilah I’tirof Nabi Yunus as, sebagai bekal bagi para aktivis dakwah, ketika merasa tidak ada yang mengikuti panggilan dakwah ini dan bahkan memusuhinya, janganlah berputus asa, dan janganlah mundur, dan banyaklah membaca doa Nabi Yunus ketika di dalam perut ikan,

“tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

Wallahu’alam.

1 Agu 2011

Kamuflase Ramadhan

“Mohon maaf atas segala khilaf”
Ya, kurang lebih sms seperti itu yang masuk ke HP saya akhir-akhir ini. Tak heran karena memang tak lama lagi bulan Ramadhan akan kembali menghiasi hari-hari kaum muslimin di seluruh dunia. Semua orang yang berikrar sebagai muslim tentulah tahu keunggulan bulan suci Ramadhan karena memang keutamaannya senantiasa diucapkan dan dikabarkan para penceramah di masjid-masjid. Jika kita merenung, mengapa makna dari bulan Ramadhan begitu besar dan mendalam seakan menjadi titik tumpu setiap umat atas sejuta harapan untuk kehidupan yang lebih baik pasca Ramadhan. Tidak heran, jika muara Ramadhan yang ditandai dengan “Idul Fitri” dijadikan sebagai hari kemenangan setiap umat yang menunaikannya.
Bulan Ramadhan memang sangat luar biasa dalam menuntun manusia kembali ke dalam jalan Tuhannya. Bagaimana tidak, dapat kita saksikan fakta di sekitar kita bahwa banyak sekali fenomena yang khusus terjadi pada bulan suci ini, misalnya penuhnya jamaah sholat subuh di masjid-masjid yang biasanya sepi dari aktivitas sholat fardhu.
Sebelum berlanjut ke pembahasan selanjutnya, mari kita simak kebiasaan Rasul SAW dan para sahabat ketika bulan Ramadhan. Dahulu, Rasul SAW dan para sahabat senantiasa menyibukkan diri dalam beribadah. Di siang hari beliau tetap semangat beraktivitas dakwah dan di malam hari menyibukkan diri dalam sholat malam serta I’tikaf. Sekarang mari kita lihat fenomena umat islam saat ini, khususnya para pemuda. Di siang hari kebanyakan mereka mengurangi aktivitas dengan alas an berpuasa, kemudian bermalas-malasan. Di siang hari mereka memilih tidur siang dengan dalih tidur siang adalah ibadah. Memang benar, namun jika tidur siangnya orang berpuasa saja adalah ibadah lalu bias dibayangkan bila waktu tidur siang tersebut dilakukan untuk beramal sholih, tentu akan lebih berpahala besar. Sedangkan di sore hari, apa yang mereka lakukan? Mereka membuat daftar list masjid-masjid yang menyediakan buka puasa gratis nan dengan menu makanan yang di atas rata-rata. Manusiawi memang, namun kapan waktu yang disediakan untuk tilawah? Untuk sholat duha? Untuk membaca buku-buku islami?
Saudaraku sekalian, jangan sampai bulan suci Ramadhan yang benar-benar suci ini kita sambut dengan kesunngguhan ibadah kita yang hanya semu belaka, yang hanya bersemangat beribadah hanya dalam bulan Ramadhan. Ramadhan merupakan bulan latihan, yang artinya kita sebagai seorang muslim harus benar-benar siap menjalankan ibadah seusai Ramadhan. Semua orang mungkin sudah bosan dengan pernyataan ini. Tapi apakah kita pantas merasa muak dengan pernyataan ini sedangkan hal ini memang merupakan sesuatu yang harus kita laksanakan??
Rasa syukur yang tak terhingga kita panjatkan kepada Sang Pencipta alam semesta dan seisinya ini karena berkat kemurahan-Nyalah kita bisa melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan tahun ini. Marilah kita bersama-sama merenungi kembali bagaimana ibadah puasa kita tahun ini. Apakah puasa kita tahun ini lebih baik atau sebaliknya dari tahun-tahun yang telah kita lalui. Yuk, mari bersama berusaha menjadi manusia yang lebih baik!

“Dalam samudera bisa diduga
Dalam hati siapa tahu
Ditunggu segera undangan buka puasa
Pasti bermakna ibadah Ramadhanmu”

7 Jul 2011

Miskinnya wakil rakyatku...

Miskinnya wakil rakyatku...

Hingga gaji sebulan berpuluh juta belum cukup memenuhi kebutuhan...

Bahkan rumah pun harus dibangun untuk tempat berteduh..

Tak cukup disana wakil rakyatku pun harus diberi mobil agar mudah bepergian..



Ah...miskinnya wakil rakyatku...

Hingga kemudian harus membangun gedung baru...

Kasihan wakil rakyatku merasa kesempitan di gedung yang lama...

Mereka merasa tidak leluasa untuk bekerja...



Aduh...miskinnya wakil rakyatku..

Agar mereka semakin sejahtera dan terjamin kehidupannya maka tunjangan pun mengalir deras...

Bahkan agar komunikasi selalu lancar mereka pun diberi fasilitas pulsa sekian juta...

Akomodasi disediakan sedemikian rupa agar perjalanan dinas keluar negeri semakin nyaman..

Hotel dan uang makan..benar-benar diberikan agar wakil rakyatku tidak kelaparan dan tidur dengan nyenyak...



Upps...gapteknya wakil rakyatku...

Ditanya emailnya apa kok ga’ tahu?

Mungkin perlu diberikan juga kursus teknologi agar tidak menjadi bahan olokan...



Miskinnya wakil rakyatku...

Hingga harus selalu disantuni..

Konon agar kerjanya semakin luar biasa...

Padahal hanya duduk-duduk santai dikursi seempuk sofa...

Ya sudah...sembari selalu memberi...

Mari sama-sama doakan agar amal kita sebagai rakyat yang menyantuni mereka diterima oleh Allah SWT...

Aamiin...^^

2 Jul 2011

Mengapa Kita Saling Menyalahkan.

Sore itu, cuaca agak mendung, menemani derapan langkah untuk kembali ke asramaku ku tercinta. Memang sudah mau maghrib. Tiba-tiba ponsel ini bervibrasi tanda ada sms masuk. Tak dinyana, ternyata saudara yg nian tak berjumpa menghubungi dan membawa kabar akademis. ya.... sebetulnya kabar yg dibawa sedikit membuatku tertarik. Akademis gitu lho...,
namun sebenarnya saya tidak begitu memperdulikan apa yg dikabarkan. namun saya putuskan untuk melanjutkan obrolan dengan dirinya. yah, lumayan lah untuk 'memperjelas' hubungan silaturahmi yang kebetulan kami dulu satu aktivitas di SMA.
Lalu tak lama kemudian, entah mengapa saya tertarik untuk mengunjungi blog beliau. dan apa yang saya temukan. hmmm sebuah tulisan yang saya rasa perlu saya baca. benar saja, nampaknya saya terlibat dalam tulisan tersebut. pada intinya, beliau terkesan pada sebuah kata yang bertuliskan AL FATIH, yang kita sama-sama tahu bahwa Muhammad Al FATIH adalah pemuda gagah berani penakluk konstantinopel.

Baik, namun di sini saya tak akan membahas secara detail kisah juang M. AL FATIH. saya tahu bawwa AL FATIH merupakan sosok tauladan yang baik, ya tentu tauladan yang utama tetaplah Rasullullah SAW. lalu, tidak bolehkah mengidolakan seseorang yang kita harapkan dapat memberikan motivasi kepada kita agar kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik? salahkah? tentu hal tersebut menurut saya boleh saja. berharap bahwa kita akan menjadi lebih baik dengan mencontoh orang-orang yang baik.

Lanjut . . .
terkait hal yang lain, mohon maaf jika sebagian pembaca ada yang kurang paham, karena saya memang bukan orang yang ahli dalam menyampaikan. memang kondisi bangsa yang serba semrawut ini, peran dakwah islam sangat vital dalam mengawal moral bangsa.
lalu, metode apa yg tepat???? dengan segala kondisi yang ada, perbedaan yang timbul serta majemuknya masyarakat kita??
tentulah peran orang-orang yg sdh paham tentang dakwah mengerti hal ini. SUNGGUH ANEH jika ada seseorang yang dirasa kapabilitas kefahamannya sudah lumayan tinggi, masih mengkotak-kotakkan metode dakwah yang tepat itu seperti apa. Ketahuilah bahwasanya, yang perlu digarisbawahi disini adalah, hormati dan hargai perbedaan yang ada. Seyogyanya kita tidak saling memperdebatkan cara apa yang tepat. Kalau dirasa metode itu masih baik dan tidak melanggar syariat ya boleh lah diterapkan. Sampai disini dulu. Tak akan ada habisnya jika terus dilanjutkan.

5 Jun 2011

Ivo Nasheed Acapella Warnai Pagelaran PIMITS 14


Semarak kemeriahan PIMITS (Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS) nampak berbeda pada tahun ini. Pasalnya, pada acara pembukaan open gate yang diadakan pada tanggal 1 Mei 2011 lalu, dimeriahkan oleh grup acapella nasyid ivo. Hal ini tergolong acara pembukaan yang tidak biasa karena di ITS grup vocal acapella tergolong grup yang masih langka untuk dijumpai. Grup nasyid acapella yang dipunggawai oleh Fauzan (Teknik Fisika), Edhi (Teknik Kimia), Ricki (Teknik Perkapalan), Rudi (PPNS), Ryan (PPNS), dan Windra (PENS) tersebut mengaku bahwa ini bukan penampilan pertama mereka di ITS.Sehari sebelumnya, mereka juga sempat untuk menghibur civitas akademika AZITS pada pagelaran hari budaya yang berlangsung pada tanggal 30 April 2011. Grup nasyid yang bermarkas di asrama pesantren mahasiswa SDM IPTEK membawakan lagu tradisional gethuk yang diaransemen menjadi bernuansa nge-pop. Ketika diwawancarai oleh panitia mengenai bagaimana grup nasyid acapella ivo bias terbentuk, mereka menjawab bahwa terbentuknya grup ini hanya sebuah kebetulan. “Awalnya, bulan Ramadhan tahun lalu, Jawa Pos mengadakan lomba nasyid yang secara terbuka dapat diikuti oleh umum akhirnya muncul inisiatif dari teman-teman mahasiswa santri SDM IPTEK untuk mengikuti lomba tersebut, dan hasilnya Alhamdulillah kami meraih juara dua.”, Papar Fauzan salah satu personil ivo.

Selain itu, rupanya grup nasyid Ivo telah banyak pengalaman untuk mengisi acara pada seminar-seminar dan bahkan pada acara resepsi pernikahan. Edhi mengaku bahwa Ivo pernah mendapat undangan dari kampus UNESA, mengisi acara walimahan di daerah Bojonegoro, dan juga tampil menghibur audiens dalam acara pengukuhan guru besar salah satu dosen di FTK ITS.

Sebelumnya, juga ada grup nasyid acapella Granada yang menyabet juara 1 pada pagelaran ITS Mencari Bakat (IMB). Rupanya, kesuksesan Granada dalam kontes tersebut telah menginspirasi Ivo untuk terus melanjutkan eksistensi musik acapella di kampus perjuangan ITS. Mereka mempunyai harapan semoga, nasyid dapat terus berkembang, dapat diterima di masyarakat lebih luas lagi, dan yang terpenting dari semua itu adalah, para munsyid nya sendiri, dapat menjadi suri tauladan, sehingga apa yang disampaikannya bisa diikuti oleh para pendengarnya.

4 Jun 2011

Perang Badar & Skenario Allah SWT


Perang Badar, merupakan salah satu peristiwa besar dari sekian banyak peristiwa yang dialami oleh Rasullullah SAW bersama para sahabatnya. Disebut sebagai peristiwa besar, karena perang Badar merupakan awal perhelatan senjata dalam kapasitas besar yang dilakukan antara pembela Islam dan musuh Islam. Pada saat itulah Allah SWT membuktikan kepada musuh-musuhNya bahwa kekuatan kebenaran tak akan mampu dikalahkan oleh kebathilan.
Latar Belakang Peperangan
Suatu ketika terdengarlah kabar di kalangan kaum muslimin Madinah bahwa Abu Sufyan beserta kafilah dagangnya, hendak berangkat pulang dari Syam menuju Mekkah. Jalan mudah dan terdekat untuk perjalanan Syam menuju Mekkah harus melewati Madinah. Kesempatan berharga ini dimanfaatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat untuk merampas barang dagangan mereka. Harta mereka menjadi halal bagi kaum muslimin. Mengapa demikian? Bukankah harta dan darah orang kafir yang tidak bersalah itu haram hukumnya?
Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan harta Orang kafir Quraisy tersebut halal bagi para shahabat:
1. Orang-orang kafir Quraisy statusnya adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang secara terang-terangan memerangi kaum muslimin, mengusir kaum muslimin dari tanah kelahiran mereka di Mekah, dan melarang kaum muslimin untuk memanfaatkan harta mereka sendiri.
2. Tidak ada perjanjian damai antara kaum muslimin dan orang kafir Quraisy yang memerangi kaum muslimin
Dengan alasan inilah, mereka berhak untuk menarik kembali harta yang telah mereka tinggal dan merampas harta orang musyrik.

Kekuatan Kedua Pihak
Rasulullah keluar bersama 314 orang sahabatnya pada suatu malam di bulan Ramadhan dengan membawa 70 ekor unta. Setiap unta ditunggangi secara bergantian oleh dua atau tiga orang. Kaum muslimin tidak mengetahui keberangkatan bala bantuan Quraisy yang keluar dari Mekah dengan tujuan perang. Pada saat itu, Abu Sofyan berhasil lolos menyusuri mata air Badar dengan melewati jalanan panjang menuju Mekah.
Sementara di pihak lain, orang kafir Quraisy ketika mendengar kabar bahwa kafilah dagang Abu Sufyan meminta bantuan, dengan sekonyong-konyong mereka menyiapkan kekuatan mereka sebanyak 1000 personil, 600 baju besi, 100 kuda, dan 700 onta serta dengan persenjataan lengkap. Berangkat dengan penuh kesombongan dan pamer kekuatan di bawah pimpinan Abu Jahal

Kaum Muslimin Menganalisis Informasi
Semua informasi yang diperoleh dari aktivitas intelejen menunjukkan bahwa rombongan kafilah dagang telah selamat dan pasukan orang-orang musyriklah yang kini berada di hadapan mereka. Pasukan Quraisy sekitar 900 hingga 1.000 orang. Di antara mereka terdapat beberapa orang pemuka Quraisy. Jumlah mereka tidak dapat disepelekan. Lalu apakah yang harus dilakukan umat Islam di hadapan informasi-informasi seperti ini?
Demikianlah kedua pasukan semakin berdekatan dan keduanya sama-sama tidak mengetahui apakah yang akan terjadi di balik pertemuan yang menegangkan itu. Itulah latar belakang meletusnya peperangan pertama di dalam sejarah Islam telah Allah swt. susun sedemikan rupa. Sebuah peperangan antara kebenaran dan kebatilan. Allah swt. berfirman, ”Dan (ingatlah) ketika Allah menjanjikan kepada kalian salah satu dari dua kelompok bahwa ia akan menjadi milik kalian. Kalian berharap bahwa kelompok yang tidak memiliki kekuatanlah yang akan menjadi miliki kalian. Dan Allah swt. ingin menegakkan yang haq dengan kalimatnya, dan memusnahkan orang-orang yang kafir. Agar Ia menegakkan yang hak dan memusnahkan kebatilan meskipun orang-orang berhati durjana tidak menyukainya.” (Al-Anfal: 7-8)

Pasukan Malaikat Turun Membantu Kaum Muslimin Saat Peperangan
Allah SWT telah menjanjikan untuk memenangkan kaum muslimin dalam peperangan ini. Banyak sekali keajaiban-keajaiban yang terjadi dalam peperangan ini. Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa ketika seorang sahabat mengejar dengan gigih seorang musyrik yang ada di depannya, tiba-tiba ia mendengar suara pukulan dan suara penunggang kuda yang menghentakkan kudanya. Lalu sahabta tersebut melihat orang musyrik itu jatuh tewas terkapar dengan keadaan hidung dan wajahnya terluka berat akibat pukulan keras. Hal tersebut ia ceritaka kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Kau benar, itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga.” (H.R.Bukhari dan Muslim)
Singkat cerita, kaum muslimin akhirnya memenangkan peperangan melawan jumlah pasukan yang notabenenya adalah 3 kali lipat jumlah pasukan muslimin. "Dan sungguh Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar padahal kamu dalam keadaan lemah.Karena itu,bertaqwalah kepada Allah agar kamu mensyukurinya"[3:123]

Hikmah Badar Kubra
Tidak Allah jadikan sesuatu perkara itu sesuatu yang mempunyai hikmah.Islam yang ketika itu sedang menapak,sedang mengumpulkan kekuatannya,diuji pula dengan peperangan.Dan Allah mencintai orang yang mencintaiNya.Maka Allah membantu tentera Islam yang difikir secara logiknya,amat mustahil untuk menang dalam keadaan yang serba kekurangan itu. Intinya, SKENARIO ITU HANYALAH MILIK ALLAH. Pertolongan Allah adalah pasti,selagi kamu yakin akan kewujudannya.Dan itulah yang diperoleh, kemenangan.

Wallahu a’lam.

31 Mei 2011

Allah Mengetahui yang Terbaik untuk Hamba-Nya


Ketika aku minta pada Alloh setangakai bunga..

Ia beri aku kaktus berduri..

Akupun minta pada-Nya binatang yang mungil dan cantik..

Ia beri aku ulat berbulu..

Aku sedih, protes, dan kecewa..

Betapa tidak adilnya ini..

Namun.. kemudian kaktus itu berbunga sangat indah..

Dan ulat berubah menjadi kupu-kupu yang amat cantik..Saudaraku.. ittulah jalan Alloh,, semua akan indah pada waktunya, pernah ada sebuah cerita, sebut saja dia Risa. Ketika sudah lulus SMP, dia ingin sekali melanjutkan sekolah ke SMA favorit di kotanya. Alhamdulillah , Risa juga termasuk , siswa yang berprestasi di sekolahnya. Tapi keinginannya itu harus pupus, karena kedua orang tuanya tidak sanggup untuk membiayai untuk sekolah disana. Akhirnya Risa melanjutkan SMA ke sekolah lain yang terbaik no 2 di kotanya.Hari-hari pertamanya di SMA, mengalir begitu saja. tak ada semangat dia untuk masuk sekolah. Dia masih merasa sendiri di sekolah itu. Teman-temannya yang berprestasi yang setara dengan dia hampir semua sekolah di SMA faforit tadi. Ada sedikit perasaan kecewa mengapa dia tidak dapt sekolah disana.Dan akhirnya hari-haripun berlalu. Risapun sudah mulai terbiasa di sekolah sekarang. Dia juga sadar sikapnya yang kurang menerima keadaan itu adalah salah.Setelah 1 tahun berlalu, ternyata Risa selalu menjadi juara umum di sekolahnya.Bahkan dia dapat memenangkan Olimpiade Biologi di kotanya. Risapun merenung. mungkin jika dia dulu sekolah di SMA favorit di kotanya, dia tidak mendapatkan semua ini. Subhanalloh.. itulah nikmat Alloh saudaraku.. Fitrah manusia memang suka mengeluh. Ketika diuji dengan kekurangan, banyak mengeluh. dan merasa kalau Alloh tidak lagi menyyanginya. Apakah engkau lupa akan untaian kata-kata Alloh ini saudaraku :



“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja mengatakan: ‘Kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji?” (Al Ankabut: 1-2)



Ingatlah semua yang ada di dunia ini akan diuji, dengan ujian itulah akan terlihat mana hamba Alloh yang benar-benar beriman dan menjaga imanya. Serta akan terlihat orang-orang yang bermain dalam agamanya.

Ketika sedang diuji. bersabarlah saudaraku, ujian adalah tanda cinta Alloh pada kita.Semakin tinggi keimanan kita, ujian juga akan semakin sulit. Bukankah soal ujian yang di ujikan buat anak SD sangat berrbeda dengan soal anak SMA.Dan yakinlah semuanya akan indah pada waktunya, Surgalah balasan yang akan engkau dapat.

-suc-

Mahasiswa ITS Terapkan Tridharma Perguruan Tinggi


Mewujudkan salah satu isi dari Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Hal ini dilakukan oleh tiga mahasiswa ITS.Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)-nya. Dengan ingin menciptakan lapangan kerja melalui pelatihan keterampilan rutin. Kampus ITS, ITS Online - Mereka adalah Fauzan Adziima (Teknik Fisika 2009), Muhammad Abdul Hasib (Teknik Material dan Metalurgi 2007), dan Chaironi Latif (Fisika 2009). Setiap hari Senin sampai Kamis mereka mendatangi sebuah rumah yang menjadi tempat pelatihan keterampilan menjahit. Di sana, mereka memantau perkembangan enam ibu yang tergabung dalam program yang sedang digalakkan.

PKM-M mereka ini dilatarbelakangi oleh banyaknya organisasi di ITS yang memesan jaket, kaos, baju, dan sebagainya. Namun yang mereka sayangkan adalah kebanyakan mereka memesan di luar kota. ''Kenapa kok nggak di daerah ITS saja?'' Fauzan menyebutkan alasannya. Setelah dicari tahu, ternyata penyebabnya itu minimnya orang yang berkompeten di sekitar ITS.

Untuk itu, dia dan kedua temannya mengadakan pelatihan untuk membuka konveksi baju, kemeja, dan jaket kepada ibu-ibu di daerah sekitar ITS, tepatnya di daerah Kelurahan Gebang Putih, Sukolilo. Peserta memang dipilih mereka yang mempunyai pengalaman di bidang jahit-menjahit dan menganggur. ''Nanti kalau sudah dilatih, harapannya merekan mampu membuka usaha sendiri,'' tutur Fauzan.

Program ini rencananya akan dijalankan selama dua bulan. Untuk sementara ini, program yang mereka galakkan sudah berjalan selama dua minggu. Satu minggu empat kali petemuan, yakni hari Senin sampai Kamis. ''Totalnya 32 kali pertemuan,'' terang mahasiswa asal Magetan ini.

Dalam pelaksanaan PKM-M mereka yang berjudul Pelatihan Pembuatan Konveksi Jaket dan Kemeja Bagi Masyarakat Kejawen Kelurahan Gebang Putih Sukolilo Sebagai Sarana Meningkatkan Semangat Kewirausahaan ini, ketiga mahasiswa ini bekerja sama dengan Ibu Zakia, seorang pelatih untuk menjahit.

Untuk saat ini, perkembangan peserta sudah mulai bisa membuat pola untuk menjahit. Tidak lagi sekedar jadi dan lebih rapi. Peserta pun sangat antusias mengikuti pelatihan ini. ''Malah ada yang minta diadakan setiap hari,'' ujar Fauzan sambil tersenyum.

Ketika ditanya tentag kesederhanaan ide yang dituangkan ke dalam PKM mereka, Fauzan menjawab yang paling penting adalah sisi kebermanfaatan kepada masyarakat yang signifikan. ''Karena kami ingin mereka yang awalnya tidak bekerja, menganggur, menjadi mampu untuk menciptakan lapangan kerja sendiri,'' pungkas Fauzan.

11 Apr 2011

Makan dan Berguraulah Sesuai Nabimu


Sungguh, betapa beruntungnya kita menjadi orang yang terpilih memeluk Islam. Kita patut bersyukur, melalui agama ini, Allah memilihkan semua hal yang terbaik yang tak dimiliki agama lain di dunia. Melalui Rasulullah Muhammad, Allah memberi tuntunan hidup untuk seluruh ummat manusia.
Allah s.w.t. telah memilih dan mengangkat para Rasul yang diberi wahyu tentang peraturan hidup yang dapat membimbing manusia menempuh jalan hidup yang lurus dan benar. Islam mengatur segala hal, bahkan hal-hal yang tak pernah dibayangkan manusia. Hatta, masalah kecil dan hal remeh-temeh. Masalah bersuci, hubungan suami-istri sampai bersiwak (membersihkan gigi).

Sayangnya, banyak orang Muslim tak benar-benar menerapkan anjuran Rasullah. Bahkan tak sedikit kaum Muslim tidak mengerti tata-cara yang dibenarkan dalam Islam untuk urusan-urusan kehidupan mereka.Mulakan dari Kanan

Suatu ketika, tak lama sepeninggal Rasulullah Muhammad, kota Madinah banjir air mata atas kepergian beliau. Semua ummat Islam kota itu seolah tak percaya Muhammad telah pergi. Tak beberapa lama, datanglah seorang arab badui menemui Umar. \"Ceritakan padaku akhlak Muhammad!\". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin AbiThalib.

Ali dengan linangan air mata berkata, \"Ceritakan padaku keindahan dunia ini!.\" Badui ini menjawab, \"Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini….\" Ali kemudian menjelaskan sambil mengutip QS. Al-Qalam:4,berupa pujian Allah atas ahlaq Muhammad. \"Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad , sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung.”

Begitulah Rasulullah Muhammad. Apa yang disukai Muhammad dilaksanakan semua sahabat. Apa yang dibencinya juga dihindari para sahabatnya.

Rasulullah adalah orang yang mengajarkan kita memulai segala sesuatu dari sebelah kanan. Beliau membuka pakaian dengan memulakan sebelah kanan dan menanggalkan dari sebelah kiri.

Ibunda kaum Mukminin, ‘Aisyah RA, pernah mengungkapkan, “Sesungguhnya Rasulullah SAW menyenangi mulai bersuci dari anggota badannya yang sebelah kanan, juga ketika bersisir dan ketika memakai sandal.”

Cara Berpakaian

“Apabila Rasulullah memakai pakaian baru, maka disebutkanlah namanya (misalnya surban atau gamis) lalu beliau berdoa, ‘Ya Allah, hanya bagimu segala puji, sebagaimana Engkau beri aku pakaian, aku mohon pada-Mu kebaikannya, dan kebaikan bahan yang dibikin. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan dan keburukan bahan yang dibikin’.” (Riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasai)

Kadang Rasulullah mengenakan kain berwarna merah, hijau, atau kuning, namun beliau lebih menyukai warna putih. “Hendaklah kalian berpakaian putih, untuk dipakai sewaktu kalian hidup. Dan jadikanlah ia kain kafan kalian waktu kalian mati. Sebab kain putih itu sebaik-baik pakaian bagi kalian.” (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah,, Tirmidzi)

Hudzaifah Ibnul Yaman ra (seorang sahabat Rasulullah yang masuk Islam sebelum perang Badar) berkata,” Rasulullah memegang otot betisku dan betis kakinya, lalu bersabda, ‘Inilah tempat batas (bawah) sarung. Jika kau tidak suka di sini, maka (boleh) diturunkan lagi (sedikit). Jika kau tidak suka juga, maka tidak ada hak lagi bagi sarung menutup kedua mata kaki.” (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan an-Nasai)

Cara Makan

Ibnu Abbas ra mengatakan,” Rasulullah Saw dalam keadaan lapar beberapa malam berturut-turut, demikian pula keluarganya. Mereka tidak mendapatkan makanan untuk makan malam. Sedangkan jenis makanan mereka yang paling sering dimakan adalah roti yang terbuat dari Sya’ir (bahan gandum yang paling rendahmutunya) . (Riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Abu Ayub al-Anshari ra bercerita,” Pada suatu hari, kami berada di rumah Rasulullah Saw, maka beliau menyuguhkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan mana yang paling banyak berkahnya pada saat kami mulai makan atau di bagian yang paling akhir.” Abu Ayub kemudian bertanya,” Wahai Rasulullah, bagaimanakah caranya hal ini bisa terjadi? Rasulullah Saw bersabda,” Sesungguhnya kami membaca nama Allah jika akan makan, kemudian duduklah seseorang yang makan tanpa menyebut nama Allah, maka makanannya disertai setan.”(Diriwaytkan oleh Qutaibah dari Ibnu Luhai’ah dari Yasid bin Habib dari Rasyad bin Jandal dari Hubeib bin Aus yang bersumber dari Abu Ayub al-Anshari)

Cara Minum

Anas bin Malik menceritakan,” Sesungguhnya Nabi Saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila beliau minum. Beliau bersabda,’Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.”(Riwayat Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai). Hadis ini menunjukkan bahwa minum dengan sekali habis tidak baik.

Cara Bicara

‘Aisyah RA mengabarkan,” Rasulullah Saw tidak berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Orang yang duduk bersamanya dapat menghafal kata-katanya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Anas bin Malik berkata, “Rasulullah Saw suka mengulang kata-kata yang diucapkannya sebanyak tiga kali agar dapat dipahami.” (Riwayat Bukhari dan Tirmidzi)

Gurau dan Syair

Baik gurau maupun ungkapan syair yang disampaikan Rasulullah Saw adalah berisi kebenaran. Rasulullah tidak pernah menyelipkan kebohongan saat bergurau, agar orang tertawa, sebagaimana dilakukan banyak orang.

Abu Hurairah ra berkata, “Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, Apakah engkau suka bergurau kepada kami?’ Beliau bersabda,’Ya. Tapi apa yang kukatakan (saat bergurau) tidak lain hanya kebenaran.” (Riwayat Tirmidzi) .

Jundub bin Sufyan al-Bajali RA mengabarkan,”Jari jemari Rasulullah Saw tertimpa batu dan berdarah, maka beliau pun bersabda(bersyair) , ‘Engkau hanyalah jari jemari….kau berdarah. Dan kau mengalaminya di jalan Allah.”(Riwayat Bukhari-Muslim)

Cara membaca Al-Qur’an

Qatadah berkata,”Aku bertanya kepada Anas bin Malik ra, ‘Bagaimanakah bacaan (Al-Qur’an) Rasulullah SAW?’ Ia menjawab, ‘Bermad (bertajwid)’.” (Riwayaat Bukhari, Nasai, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ummu Salamah bercerita,”Rasulullah SAW memotong bacaannya (pada setiap ayat). Beginilah cara membacanya, ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin’, kemudian beliau berhenti. Selanjutnya dibaca, ‘Arrahmanirrahim,’ kemudian beliau berhenti. Selanjutnya dibaca, ‘Maliki yaumiddin’.” (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasai)

Tempat Tidur Rasulullah

Ibunda kaum Mukminin, ‘Aisyah RA bercerita, ”Sesungguhnya hamparan tempat tidur (kasur) Rasulullah SAW terbuat dari kulit binatang, sedangkan isinya terbuat dari serabut kurma.” (Riwayat Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Baik kepada Pekerja

Anas bin Malik ra bercerita,” Aku menjadi pembantu Rasulullah SAW selama sepuluh tahun. (Selama itu) beliau tidak pernah mengatakan, ‘Uf!’ (hus). Dan tidak pernah pula beliau menggugatku karena sesuatu yang aku kerjakan (dengan perkataan), ‘Mengapa kau kerjakan begini?!’ Dan tidak pula (menggugat) karena ada sesuatu yang tidak kukerjakan (dengan perkataan), ‘Mengapa tidak kau kerjakan?!”(Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi) *

Demikian segelintir dari sekian banyak akhlak mulia beliau yang patut kita contoh.

1 Apr 2011

90% syuro, 10% ilmu


Saya tidak ingin bertele-tele. Bahwa saya sangat menikmati kehidupan pasca lembaga.

Saya bisa menimba ilmu lebih banyak, saya merasa menjadi pembelajar yang sebenarnya. Hidup saya lebih normal dengan pemenuhan hak ilmu yang selama ini saya zhalimi.



Sejenak berpikir, alangkah para aktivis dakwah kampus (ga semuanya sih, yang ga ngerasa ga usah tersinggung ya.. Hehe) miskin ilmu tapi kaya syuro. Tak terbayangkan bila satu orang diberikan amanah lembaga yang doble triple, syuro mungkin udah kayak minum obat. Pagi syuro, trus kuliah, trus ada syuro, trus kuliah, trus nyuci, trus ada sms dadakan yang isinya taklimat mas'ul, trus pergi lagi. Di dalam dadanya gegap gempita "saya akan berdakwah Ya Allah".

Apalagi kalo jadi pimpinan besar di lembaga ato tokoh yang lumayan aktif di kampus, para senior sudah berbinar-binar siap-siap nembak buat ditempatkan di amanah yg selanjutnya. Pake dalil kekekalan amanah: amanah tidak akan hilang, hanya berpindah dari satu amanah ke amanah yang lain. Kalo ga mau, akan ada gencatan dari berbagai penjuru supaya siap, mau ga mau, ini demi dakwah, katanya. InsyaaAllah, kalo soal kuliah, pasti Allah akan menolong. Sungguh prasangka yang sangat baik, tapi menurut saya agak menyedihkan.Yang di atas cuma deskripsi ekstrim yang mungkin kenyataannya ga selebay itu, ato mungkin aja ada yang lebih lebay. Hmm..mungkin ga salah dengan pola syuro full day, tapi ada satu syarat: apakah hak ilmu kita sudah terpenuhi? Bukan ilmu kampus doang, ilmu yang dipakai buat berdakwah itu lho.. Tidak semua dari ADK berasal dari pesantren dengan bekal ilmu yang luar biasa, yang bahasa arabnya udah di luar kepala, yang hafalan qurannya ga cuma 3 juz dari belakang. Kalau memang bekal ilmu sudah tumpah ruah, maka syuro all day dan malamnya benar-benar maksimal buat ilmu&ibadah, okelah. Tetapi mirisnya betapa banyak ADK yang lebih memprioritaskan syuro dibanding kajian-kajian. Udah ngaret, sepi lagi. Ketika ditanya ttg fiqih cuma bisa senyum-senyum. Ketika diajak ngobrol tentang pemikiran Islam, cuma cengar-cengir. Ketika ditanya hafalan Quran, tiba-tiba langsung batuk-batuk. Ketika disuruh baca Al Quran, tajwidnya masih ala kadarnya. Ketika ditanya seminggu ikut berapa kali kajian, jawabnya cuma sekali itu pun sebenarnya liqo pekanan. Sibuk jadi panitia seminar, tapi ga ngerti isinya apaan. Ketika ditanya definisi syahadat dan bagaimana penjelasan dari segi bahasanya, baru nyadar kalo ga ngerti-ngerti amat. Ketika ditanya buku fiqh apa yang sudah tamat dibaca, ternyata jawabannya kitab Google. Ketika ditanya buku tafsir apa yang dipunyai sebagai pegangannya, jawabannya sama: tafsir Google. Ketika diminta kultum, kultum Google. Alangkah hebatnya aktivis dakwah kampus, syuro lari sana-lari sini, permasalahannya seputar VMJ, tugas-tugas kuliah kurang jadi prioritas, di kelas ngantuk dan ga dapet apa-apa, akhwat pulang malam-ikhwan ngebiarin aja, problematika lembaga biasanya miskin kader atau gontok2an sama rival, ngapalin Quran cuma di sisa-sisa tenaga padahal fesbukan selalu sempet, kajian kalo sempet doang padahal tau kalo dirinya miskin ilmu, belajar bahasa Arab baru level syukron-afwan-jazakallah-akhi-ukhti. Sebenarnya kita mau mendakwahi apa sih, kawan-kawan? Udah lulus mau ngapain sih?



Udah ga musim lagi aktivis dakwah punya IP di bawah rata-rata, telat kuliah, bolos karena alasan syuro.

Kalo gitu ga usah kuliah aja. Malu-maluin. Jadilah aktivis dakwah saja, bukan aktivis dakwah kampus. Biar kuliah ga terzhalimi, lembaga jadi lebih fokus. Kecuali kalo ngampus tujuannya biar dapet ijazah, ya "bolehlah". Hehe. Kayaknya saya fatalis banget ya? Saya hanya kasian dengan teman-teman ADK jika dari tahun ke tahun polanya sama. Menganggap syuro lebih mulia dibanding menuntut ilmu. Tidak adil dalam membagi pola waktunya, antara ilmu dan lembaga dakwah kampusnya. Udah ilmu keprofesiannya ga bagus-bagus amat, IP standar, ilmu da'awiy nya juga minim. Yang paling sedih jika kuliah di fakultas ilmu sosial-humaniora tapi ga paham pemikiran Islam. Itu sama aja mau menyelam ke lautan tapi ga bisa berenang. Akhirnya kelelep.



Percayalah, Hasan al Banna berdakwah berdasar ilmu yang ga instan.



Udah ah,

Mungkin saya hanya iri dengan sekelompokan kawan-kawan saya yang begitu memurnikan aqidahnya dan tumpah ruah ilmunya.

Semoga kita bukan termasuk ADK yg instan.

Yang kuat karena lingkungan, namun rapuh ketika sendirian.

26 Jan 2011

Menculik Murobbi


Hari ini jadwal liqo pekanan…
Para mutarabbi sudah berbenah pakaian…
Setelah kemarin menyiapkan setoran hafalan…
Mutarabbi ikhwan sudah siap sedia dengan baju koko plus alqur’an..

Semua binaan sudah siap menerima kajian..
Sembari posisi duduk membentuk lingkaran…
Lama ditunggu kok murabbi-nya belum juga datang?
Kemana gerangan?

Tumbe-tumbennya telat datang sampai jam sekian?
Ditelpon malah mailbox yang jawab “Silahkan tinggalkan pesan” Waduh…waduh…masing-masing mutarabbi udah pasang muka tegang
Takut kalo halaqah pekan ini bakal di batalkan…
Padahal lagi semangat pengen dapat pencerahan…
Pada saat genting itulah sang ketua kelompok memberi aba-aba untuk tetap tenang..
Sembari mengeluarkan ide aneh tapi brilian…
“Gimana kalo kita coba datangi rumah beliau? Barangkali disana beliau ada halangan yang tidak bisa ditinggalkan. Sepakat teman-teman?”
Tanpa pikir panjang semua pun mengacungkan tangan tanda kesepakatan..

Akhirnya rombongan mutarabbi tiba juga di rumah Murabbi yang sederhana tapi menyejukkan…
Didepan rumah ketemu sama istri Murabbi yang lagi nyapu halaman…
Setelah mengucapkan salam barulah mereka menyampaikan maksud dan tujuan…
Owwhh…istri Murabbi bilang kalo suaminya memang lagi ada urusan…
Mendadak disuruh tetangga kampung sebelah jadi saksi anaknya yang mau nikahan…
Akhirnya mereka memutuskan minta alamat yang empunya hajatan…
Dan bergegas menuju kesana dengan motor masing-masing berboncengan…
Cuma satu motor yang sengaja dibawa sendirian…
Buat nanti boncengin Murabbi yang memang ga punya alat transportasi alias kendaraan..

Sesampainya di tempat walimahan mereka memasang mata pelan-pelan…
Mencari sosok sang Murabbi yang jadi incaran…
Ohhh….itu beliau yang lagi ngobrol sambil makan-makan…
Tanpa basa-basi lagi mereka lalu mendatangi sang Murabbi yang kaget melihat mereka bukan kepalang…
Baru sadar…kalo beliau lupa menyampaikan ketidakhadiran sama para binaan….
Setelah menyampaikan alasan mereka dengan maksud yang ahsan…
Sang Murabbi pun mohon pamit sama empunya hajatan untuk segera pulang…
Dengan siaga para mutarabbi mempersilahkan sang Murabbi untuk ikut mereka ketempat halaqah di kost-nya si Fulan..

Alhamdulillah…misi “menculik” Murabbi pun kesampaian…
Hehe…walaupun caranya dengan terang-terangan…
Ga kaya di Film yang penculiknya berwajah sangar dan menyeramkan..
Ini sih..yang nyulik semuanya penculik amatiran…
Berwajah teduh tapi menenangkan bagi siapapun yang memandang…
Eitss…hanya berlaku buat ikhwan…

Happy ending…semuanya pun kembali pada agenda kajian pekanan yang sempat tertunda beberapa jam berselang…
Demi misi sebuah drama penculikan…
“Menculik” Murabbi kesayangan….

11 Jan 2011

Akankah harakah Dakwah Bersatu?


Sebagai umat Islam, pasti dalam kehidupannya memimpikan terwujudnya kejayaan Islam seperti dahulu, dimana kondisi masyarakatnya sejahtera, adil, aman dan madani. Untuk merealisasikan mimpi tersebut, maka terbentuklah harakah-harakah dakwah yang secara umum memiliki tujuan yang sama yaitu terbentuknya masyarakat madani (khilafah Islamiyah) hanya saja dengan manhaj (metode) yang berbeda satu sama lain.

Namun sungguh disayangkan ketika tujuan mulia tersebut kemudian dikotori dengan arogansi kelompok yang muncul di level akar rumput, saling mencaci, saling menjatuhkan, bahkan (maaf) saling meng-kafirkan satu sama lain karena merasa kelompok merekalah yang paling benar. Tanpa mereka sadari bahwa kaum lain, yang benci umat Islam bersatu, sesungguhnya sedang tertawa.....Tertawa karena begitu mudahnya memecah belah umat ini. Naudzu billahi min zalik.

Yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah, bisakah suatu saat nanti harakah-harakah tersebut bergabung menjadi jama'atul muslimin bukan lagi minal muslimin? Bukankah itu lebih baik tujuan yang sama itu lebih cepat terwujud.

Apakah ada upaya-upaya dari para qiyadah jama'ah tersebut untuk menyatukan langkah dan tidak saling mencari kesalahan?

Jawab:
Adanya kelompok semacam ikhwan, HT, salafi dan lainnya hanya sekedar sebuah ijtihad. 100 tahun yang lalu semuanya tidak pernah ada. Bagaimana mau ada, lha wong para pendirinya saja belum lahir?

Jadi kelompok-kelompok itu sebelumnya tidak pernah ada, dan sangat mungkin suatu hari nanti semuanya akan musnah hilang dari lembar sejarah.

Apalagi umat ini setiap saat berganti generasi, setiap dekade punya pahlawannya sendiri-sendiri. Selama sejarah panjang 1400 tahun, kita sudah memiliki ribuan pergerakan, bahkan kita pernah punya ratusan daulah Islamiyah.

Yang besar-besar saja, yaitu khilafah Islamiyah, kita pernah punya sampai empat kali. Khilafah Rasyidah selama 30-an tahun. Lalu khilafah Bani Umayyah di Damaskus selama kurang lebih 90-an tahun. Lalu khilafah Bani Abbasiyah di Baghdad, yang berkuasa ratusan tahun lamanya. Hingga terakhir kita punya khilafah Turki Ustamni yang mengakhirikejayaannya di tahun 1924 kemarin.

Ikhwan, salafi, HT dan sejenisnya sebenarnya mewakili pergerakan umat Islam di abad 20, yaitu setelah bubarnya khilafah terakhir. Berbagai harakah ini sebenarnya boleh dibilang semacam alternatif dari kekosongan khilafah dan kemunduran umat. Apalagi saat itu adalah masa kolonilisme dan imperialisme barat atas umat Islam.

Ada banyak prestasi yang sudah diraih selama abad 20, ada banyak peta yang berubah, dan ada begitu banyak kemunduran yang pernah ditelan.

Nah, bukan tidak mungkin di abad 21 ini, peta pergerakan berubah lagi. Boleh jadi nama-nama pergerakan di abad 20 akan hilang dan musnah. Kemudianberganti dengan pergerakan lainnya lagi. Atau bisa saja tetap ada dan masih berjaya terus. Dan bisa jadi pula khilafah Islamiyah yang pernah hilang selama 100-an tahun itu muncul lagi. Kita tidak pernah tahu. Karena semua itu rahasia Allah SWT.

Kalau anda tertarik untuk banyak menelaah masalah seperti ini, kami sarankan anda membaca sebuah karya menarik. Dalam kitabnya, Al-Muslimun baina Qarnain, (umat Islam di dua abad terakhir), Dr. Yusuf Al-Qaradawi banyak bercerita tentang hal ini. Selain segudang prestasi, umat Islam juga mengalami berbagai macam kemunduran.

Benturan Ikhwan, Salafi dan HT

Secara aqidah, ketiga kelompok ini sama-sama ahlussunnah wal jamaah. Bahkan para petingginya saling berhubungan erat. Kalau ada perbedaan, sebenarnya masalah teknis bekerja di lapangan.

Kalau HT lebih senang memulai dari membangun khilafah, ikhwan lebih suka mulai dari pembinaan pribadi hingga akhirnya baru khilafah. Sedangkan Salafi mungkin lebih sering bicara masalah pemurnian aqidah dan memberantas bid'ah.

Tetapi ketiganya sama-sama memakai Al-Quran yang sama, hadits yang sama, dan bernabi kepada nabi yang sama. Nyaris tidak ada perbedaan mendasar dari ketiganya.

Kalau ada kesan satu sama lain saling berbeda, sebenarnya hanya fenomena di level akar rumput. Boleh jadi masing-masing pendukung 'kesebelasan' terlibat baku hina, baku caci dan baku ejek. Memang perlu disayangkan, sebab seharusnya sikap-sikap tidak dewasa seperti itu tidak perlu terjadi. Selain haram hukumnya, yang malu kita-kita juga kalau ditertawakan oleh barisan orang kafir.

Tetapi apa mau dikata, begitulah barangkali ciri-ciri suporter sebuah kesebelasan. Bisanya hanya saling mencaci dan menabuh genderang. Kalau disuruh main bola yang sesungguhnya, belum tentu bisa.

Logika sederhananya, kalau mau akur dan rukun, ada dua jalur yang perlu dipikirkan.

Pertama, jalur kesadaran dari masing-masing elit kelompok. Para petinggi masing-masing kelompok perlu sering-sering bertemu danduduk bersama. Semua pihak harus sadar bahwa di level akar rumput memang sudah terjadi hal-hal yang kurang baik. Adalah merupakan tanggung-jawab masing-masing elit kelompok itu untuk meredam, menahan diri dan menertibkan pada pengikutnya.

Kedua, barangkali kesadaran dari elitnya belum muncul, kita bisa berharap dari akar rumput masing-masing. Penyadaran untuk saling akur dan rukun tidak selamanya harus top down, bisa saja bersifat bottom-up. Dari bawah ke atas.

Untuk itu memang perlu sosialisasi tentang kesadaran kerukunan dan berukhuwah, mengurangi perbedaan pandangan yang mengarah kepada perpecahan, bahkan perlu kajian dan analisa tentang dampak negatif dari munculnya keributan antara kelompok.

Kita mungkin belum mampu untuk mengatakan kepada masing-masing kelompok untuk masing-masing membubarkan diri lalu bersatu dalam satu wadah bersama. Tetapi setidaknya kita bisa berharap bahwa masing-masing tetap berjalan beriringan, saling bela, saling hormat, saling sayang, saling melengkapi dan saling bersikap husnudzdzan.

Mungkin tidak ada salahnya, masing-masing kelompok diajak untuk membahas dna merenungi ayat-ayat berikut ini:

Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. AlHujurat: 8)

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS. AlHujurat: 10)

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS. AlHujurat: 10)

(Dikutip dari era muslim)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India