25 Apr 2013

Karena Sikapmu, Ku Tulis Ini : "Untukmu yang Menyudutkan Dakwah Kampus" (2)

Dakwah kampus memang rupa-rupanya menjadi sorotan tersendiri bagi segolongan orang. Ada yang menganggapnya sebagai sebuah aktivitas amal yang baik karena di dalamnya diajarkan agar sesame manusia bisa saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Namun di sisi lain ada yang menganggap dakwah kampus sebagai sebuah aktivitas terselubung yang sarat dengan kepentngan dan golongan. Maka tak ayal jika pelaku-pelaku dakwah kampus ini menghadapi banyak cercaan dan makian dari orang-orang yang tak mengenal dakwah kampus dengan mendalam. Dengan ini saya katakana hal itu adalah biasa.

Pada dasarnya dakwah kampus adalah sebuah sarana yang dikehendaki banyak orang untuk dapat meraih ridho-Nya dan agar bahwa perjalanan pahit yang dirasakan oleh seorang aktivis dakwah kampus dapat menghantarkan pelakunya untuk menuju Surga-Nya. Banyak cara menuju surga, namun di balik itu banyak jalan yang justru membawa manusia menuju arah yang salah, niatnya mengajak kembali kepada Al quran dan As Sunnah, namun cara yang digunakannya adalah dengan mencaci, menghina dan memburuk-burukkan pihak lain yang tak sepaham dengannya.

Seakan surga adalah milik golongannya saja. Yang tak sepaham dengannya dianggap bukan ahlul jannah. Kebenaran ada di tangannya sendiri, pihak lain yang sama-sama muslim ketika berbeda pendapat ataupun pandangan hidup justru dihina, dijelekkan dan dijadikan bahan gunjingan yang mengasyikkan, dengan kata-kata kasarnya saudaranya yang seiman ‘dibantainya’, bahkan dipermalukan di depan umum. Menyedihkan, sekaligus prihatin. Dakwah itu ajakan, bukan ejekan.

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang senantiasa menjaga perasaan pemeluknya. Islam agama yang mengedepankan akhlaqul karimah, islam menyukai orang yang sopan dalam berbicara dan bersikap. Islam adalah agama yang tak mudah menyalahkan dan mengintervensi pihak lain atau saudaranya ang berbeda pendapat. Dakwah itu ajakan, bukan ejekan.

Teringat sebuah nasihat seorang guru, seyogyanya seorang mukmin dapat melakukan 3 hal, yaitu :
1.       Bila kau tak mampu bermanfaat untuknya maka janganlah kau merugikannya
2.       Bila kau tak mau memujinya maka janganlah kau mencelanya
3.       Bila kau tak dapat membahagiakannya janganlah kau menyusahkannya

Itulah pedoman dasar yang memang rasional untuk didengarkan oleh seorang mukmin yang benar-benar mendengarkan suara hatinya. Sesungguhnya hati seorang menusia akan mampu menerima nasihat kebaikan selama dalam hatinya tak ada rasa iri, dengki, hasud, dan jauh dari fanatisme golongan yang sempit.

Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam tak pernah mengajarkan untuk memaki pihak lain yang se-aqidah, yang sama lafal syahadatnya, yang sama gerakan sholatnya. Abu Bakar Ash Shidiq saat dilantik menjadi khalifah berkata, “Aku telah diangkat oleh kalian menjadi pemimpin kalian, dan aku tak lebih baik dari kalian, maka bila aku benar ikutilah aku, da bila aku salah maka luruskanlah aku.” Sikap luar biasa yang telah beliau contohkan sebagai seorang pemimpin yang rendah hati yang terpilih dari rakyat yang juga penuh kepatuhan dan tsiqoh kepada pemimpinnya. Sebuah nuansa yang sangat dirindukan dimana bersatunya jiwa seorang pemimpin yang adil dan rakyat yang patuh. Dakwah itu ajakan, bukan ejekan

Kemudian, zaman telah berubah. Tak akan ada yang mampu menandingi kepemimpinan seorang Abu Bakar. Maka sangat wajar jika terdapat seorang anak adam melakukan kesalahan, karena memang manusia tempatnya salah dan lupa. Islam adalah agama untuk semua orang, untuk semua golongan dan pada awalnya islam memang tak bermahzab. Dan bilapun ada perbedaan mahzab yang empat itu bukan untuk saling menyalahkan namun untuk saling melengkapi dan saling mengisi penuh simpati dan toleransi. Kalau sesama muslim saja saling menghina dan menghujat, bagaimana bisa pihak lain akan menghormati islam? Dakwah itu ajakan, bukan ejekan.
Sekali lagi, Nabi telah mencontohkan dakwah dengan kasih sayang, bukan dengan kekerasan dan pedang terhunus. Nabi tak pernah mengajarkan kita menjadi provokator dan penebar kebencian di kalangan sesama ummat islam. Maka marilah kita bersama-sama beristighfar, dan memohon doa kepada Allah agar hati kita tidak tertutup untuk menerima pintu hidayah dari-Nya. Karena dakwah itu ajakan, bukan ejekan

Saudaraku, ketika kita telah sepakat bahwa dakwah kampus adalah aktivitas yang baik, maka tidakkah sebaiknya kita bekerja bersama? Kami sangat prihatin ketika amal dakwah dan amal jama’i ini dikatakan sebagai alat pemuas kekuasan dan kendaraan politik dari sebuah golongan. Kami prihatin ketika saudara yang seiman dikatakan sebagai penjahat politik bagaikan serigala berbulu domba yang melakukan manuver politik berkedok agama. Seakan-akan politik merupakan sebuah momok yang harus seratus persen ditolak dan dibasmi dari muka bumi. Bukankah Nabi juga mengajarkan siyasah (politik) dalam dakwahnya? Bukankah perjanjian Hudaibiyah dalam shirah Nabawi sangat penuh dengan aroma politis?

Akhirnya, hanya sedikit yang dapat saya pesankan untukmu kader dakwah. Jika pun ada cibiran, ejekan, dan hinaan kepada kita, marilah hal tersebut kita gunakan sebagai momentum introspeksi diri sekaligus momen kebangkitan untuk menguatkan kembali kesungguhan komitmen dakwah kita yang telah kita ikrarkan bersama. Anggaplah itu semua sebagai nasihat yang lembut dan bentuk perhatian mereka kepada kita. Janganlah takut ataupun malu untuk tetap terus menjadi pelayan ummat. Jangan jawab cercaan dengan cercaan melainkan jawablah fitnah itu dengan pujian dan senyuman, karena kita adalah insan yang senantiasa berusaha belajar untuk menjadi seseorang yang santun dan bersahabat. Jalan yang lurus tak selalu mulus.

Bersabarlah terhadap kedengkian orang yang dengki

Karena sesugguhnya kesabaranmu akan memadamkanya

Api akan memakan dirinya sendiri

Apabila tidak menemukan sesuatu yang dimakannya

Itulah yang dikatakan orang bijak dan Bilau bersabda ”Janganlah kalian saling mendengki, saling membenci, mancari cacat orang lain, dan janganlah membujuk rayu dengan tipuan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” ( HR Bukhori dan Muslim)

Untukmu saudaraku, mari silakan mampir ke sekertariat barang sejenak. Insya Allah kami hidangkan secangkir teh manis yang akan kita seduh dan nikmati besama sambil bercanda ria.


ilustrasi : by al hadid

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India