9 Jun 2016

Tentang Lurus dan Rapatnya Shof dalam Shalat


Untuk kesekian kalinya saya dapat komplain dari teman Egypt, Pakistan, Maroko, dan kemarin yg terbaru komplain rekan dari Jordan. Perihal meluruskan dan merapatkan shof sholat.

"Kenapa orang-orang Indonesia itu tidak mau merapatkan shof ketika sholat? Bayangkan, jarak shof mereka kebanyakan hampir selalu lebih dari satu jengkal. Ketika saya rapatkan kaki, eh mereka malah menghindar. Saya tempelkan lagi, menghindar lagi. Lalu saya malah dipelototin kayak mau ngajak berantem. Heran saya"
 
Kurang lebih begitulah aspirasi WNA untuk kita jamaah nusantara yang sedang ada di tanah air orang. Saya pun hanya terdiam, mendengarkan dengan sedikit menganggukkan, sambil berucap senyum dalam hati, wah ini bapak baru ketemu satu dua orang saja sudah heboh begini protesnya, nggak bisa dibayangkan klo bapak ini sholat di Indo dan ketemu kejadian serupa, bisa duel beneran mungkin nanti ya :)

Rapat dan lurus adalah bagian dari kesempurnaan sholat [1]. Jangan risih kalau ada tetangga sholat lalu mereka menempelkan kaki dengan kaki dan bahu dengan bahu [2], karena memang begitulah sunnahnya. Pria dan wanita sama saja.

Sahabat Anas bin Malik r.a, menjelaskan, "Dulu, salah seorang di antara kami menempelkan bahunya dengan bahu teman di sampingnya serta kakinya dengan kaki temannya..." [2]

Mungkin sebagian dari kita kalau sholat terkadang masih kurang khusyu', suka menghayal kesana kemari, banyak kekurangannya. Semoga lurus dan rapatnya shof sholat kita ketika berjamaah bisa menjadi penutup segala kekurangan sholat kita tersebut.

Keterangan :
[1] H.R Muslim
[2] Diterangkan dalam H.R Bukhori

1 Jun 2016

Mengenal Ahrar Syam


Oleh:

Wakil Amir Ahrar Syam, Syaikh Ali Al-Umar Hafizhahullah

Sejak runtuhnya kekhalifahan Utsmaniyah pada tahun 1924, dunia Islam untuk pertama kalinya di dalam sejarah tidak memiliki seorang Khilafah. Setelah peristiwa itu, banyak bermunculan  gerakan-gerakan Islam yang mencoba untuk mendirikan kembali kekhalifahan.

Ada 4 model gerakan utama, dan Syaikh Ali Al-Umar mengatakan bahwa Ahrar Asy-Syam menganggap gerakan mereka berada dalam posisi ke-5 dari empat model yang ada dalam upaya pengembaliam Khilafah.

4 model Gerakan untuk membangun kembali kekhalifahan adalah sebagai berikut:

1. Mereka yang percaya bahwa umat Islam terlalu lemah dan tidak dapat membuat perubahan yang realistis melalui jalan memerangi seluruh dunia, dan satu-satunya cara untuk membangun kembali pemerintahan Islam adalah dengan memasuki lanskap politik saat ini dan mengubah realitas melalui politik, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Ikhwanul Muslimin.

2. Kelompok kedua percaya bahwa Negara di dunia Muslim tidak akan berubah kecuali jika pribadi setiap muslim berubah dan kembali kepada Islam dengan ikhlas, kelompok ini percaya bahwa hal itu hanya mungkin dilakukan melalui dakwah dan menyerukan umat Islam lebih dekat dengan Islam, dan jika seorang Muslim melakukan perubahan kondisi mereka juga akan berubah. Yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Jamaat Al Tabligh

3. Kelompok ketiga percaya bahwa perubahan hanya dapat benar-benar terjadi bila dilakukan oleh penguasa atau Militer yang dibimbing untuk membangun kembali pemerintahan Islam, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Hizbtut -Tahrir

4. Kelompok keempat adalah mereka yang percaya bahwa pemerintahan Islam hanya akan kembali ditegakkan melalui Jihad dan perang, bahwa apa yang diambil secara paksa hanya akan kembali dengan kekuatan,  di antara banyak kelompok Jihad,  yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Al-Qaeda.

Syaikh Ali Al-Umar mengatakan Ahrar Syam tidak termasuk dari salah satu dari 4 klasifikasi tersebut. Tetapi, menurut  dia, Ahrar memandang dirinya sebagai kelompok pada kategori ke-5. Kata Ali, Ahrar percaya gerakannya harus mengambil apa yang bermanfaat dari 4 model gerakan ini dan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat.

Dia juga mengatakan bahwa masing-masing pemikiran kelompok-kelompok itu dapat digunakan tergantung kondisi dan realitas. Misalnya, lanjut dia, di Suriah hanya Jihad dan perang yang menjadi solusi, adapun semua cara lain tidak mungkin,  "Mungkinkah Bashar disadarkan melalui dakwah? Atau akankah dia dijatuhkan melalui politik?" tanyanya retorism

Tapi, lanjut dia, di negara lain mungkin Dakwah adalah pilihan terbaik untuk membuat perubahan yang efektif. Seperti itulah secara singkat pandangan dan 'manhaj' dari Ahrar Asy-Syam.

Saat ini, ada beberapa poin penting yang menurut Ahrar Asy-Syam menjadi prioritas utama. Berikut beberapa poin-poin penting tersebut:

1. Membatasi musuh dengan cara apapun yang memungkinkan hanya menargetkan Bashar Assad. Dia memberi contoh bagaimana Nabi Muhammad SAW menawarkan musuh-musuh Islam sepertiga simpanan kurma agar mencegah para musuh Islam memerangi umat Islam.

Dia mengatakan, Ahrar Asy-Syam mengetahui bahwa permainan politik saat ini dan solusi yang ada semuanya hanya akan berujung pada kegagalan dan kekonyolan. Akan tetapi, Ahrar tetap membentuk biro politik untuk tujuan yang lebih besar dalam rangka mengurangi musuh.

2. Pentingnya Menjaga dukungan rakyat Rakyat. Syaikh Ali Al-Umar memberi contoh di Irak, katanya, di Irak pada tahun 2007 "Mujahidin dalam kondisi terkuat, baik dalam segi jumlah, wilayah dan terirorial, Amerika dan sekutunya tidak bisa bermimpi merebut sejumlah wilayah mujahidin. Tapi, karena kesalahan beberapa mujahidin yaitu organisasi Daulah Islam Irak yang saat ini bertransformasi menjadi ISIS, banyak masyarakat yang berbalik melawan mereka.

Amerika bertahun-tahun berusaha membentuk Majelis Sahawat (milisi pro-AS), tapi selalu gagal karena dukungan besar masyarakat masih berpihak kepada para mujahidin.

Akan tetapi, setelah dukungan rakyat untuk mujahidin hilang, hanya beberapa bulan, dari April ke Agustus 2007, mujahidin kehilangan hampir semua teritori dan wilayah mereka, para mujahidin menghadapi situasi dibunuh, ditangkap, atau melarikan diri ke gurun. Hal ini semua terjadi disebabkan hilangnya dukungan rakyat. "Kami di Ahrar Asy-Syam menempatkan prioritas penting agar tidak kehilangan dukungan rakyat kita," tandas Ali.

3. Syaikh Ali Al-Umar mengatakan, Ahrar Asy-Syam tidak dapat mendirikan negara Islam seorang diri. Ahrar membutuhkan semua kelompok untuk bersama-sama dalam membangun pemerintahan Islam. Ahrar Asy-Syam juga mengambil fatwa dari semua ulama Muslim Sunni di mana saja.

4. Ahrar Asy-Syam percaya gerakannya tidak mungkin dapat mengalahkan koalisi Rusia, milisi Syiah (Irak, Afghanistan, Libanon, dll), Iran, dan Bashar Assad seorang diri. Menurut Ahrar, musuh hanya dapat dihadapi, bila semua kelompok bersatu dan mengesampingkan perbedaan keyakinan di antara mereka.

Dia memberikan 3 contoh persatuan pada sejarah jihad:

1. Muhammad Al Fatih --penakluk Konstantinopel -- merupakan seorang pengikut Maturidiyah tapi semua umat Islam berjuang di bawah kepemimpinan dia.

2. Salahudin Al-Ayubi - yang merupakan pengikut Asy'ariyah, semua Muslim mendukung dan berjuang bersamanya untuk merebut kembali Al-Quds/Yerusalem.

3. Gerakan Taliban di Afghanistan yang sangat dia puji karena mendirikan pemerintahan Islam. Dia mengatakan, Taliban telah berjuang bersama semua elemen sunni sebagai pasukannya, sehingga mereka berhasil. Di dalam Thaliban ada elemen Salafi, Deobandis, Sufi, dll.

Dia mengatakan masyarakat Sunni perlu menghindari elitisme dan bersatu untuk tujuan bersama.

Dalam penjelasannya ini, terakhir  dia memperingatkan bahaya sekularisme dan ekstremisme.

Ini adalah cara yang paling sederhana untuk menjelaskan siapa dan apa itu Ahrar Asy-Syam.

Diambil dari cuitan twitter Abu Sumiyyah Al-Khalidi -- Semoga Allah melindungi dia dan membuat dia teguh pada kebenaran--- resume dalam ceramah Syaikh Ali Al-Umar. [MU Bilal]

Istighfar Yang Menarik Imam Ahmad Sampai Bashrah



Menjelang akhir hidup Imam Ahmad bin Hambal atau dikenal juga Imam Hambali, beliau bercerita tentang perjalanan yang luar biasa dan mencerahkan jiwanya. Murid utama Imam Syafi'i ini bertutur: "Satu ketika, (saat usiaku telah tua) aku tidak tahu mengapa aku ingin pergi ke Bashrah."

Beliau sendiri merasa heran, mengapa ada dorongan kuat sekali untuk pergi ke Bashrah. Beliau saat itu beliau sedang menetap di Baghdad.Padahal, tidak ada janji sama sekali dengan siapa pun. Dan, tidak ada hajat apa pun di kota itu. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah.

"Ketika sampai Bashrah, malam telah masuk waktu Isya'. Saya ikut shalat berjamaah Isya di salah satu masjid. Hati saya merasa tenang, lalu saya ingin beristirahat," tutur beliau.

Setelah shalat Isya' ditunaikan dan jamaah telah pun berhambur keluar masjid, maka Imam Ahmad ingin sekadar beristirahat di masjid itu sambil tiduran.

Namun, tiba-tiba Takmir masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya, "Wahai Syaikh, apa yang kau lakukan disini?"

Pengurus masjid ini memanggilnya "Syekh" karena orang yang di depannya tampak tua, bukan karena dia orang kaya atau orang alim. Dia sama sekali tidak tahu bahwa orang yang ditemui itu adalah Imam Ahmad. Ulama sangat termashur di zamannya.

"Saya hanya ingin beristirahat. Saya musafir," jawab Sang Imam.

"Tidak boleh! Tidak boleh tidur di masjid ini!" bentak pengurus masjid.

Dengan sikap tawaduknya, Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya. Padahal di seluruh negeri, semua orang kenal siapa Imam Ahmad. Tetapi, tak semua orang pernah melihatnya langsung. Terjadilah peristiwa yang menyedihkan, Imam Ahmad diusir dari masjid. Beliau didorong-dorong hingga hampir tersungkur. Setelah beliau di luar, masjid itu pun dikunci. Setelah berada di luar masjid yang sudah terkunci pintunya, beliau ingin tidur di teras masjid itu karena kelelahan.

Namun, ketika sedang berbaring di teras masjid tersebut, tiba-tiba Marbot itu kembali datang dan memarahi Imam Ahmad.

"Apa lagi yang akan kau lakukan, Syekh?" bentaknya.

"Saya mau tidur, saya musafir," jawab Imam Ahmad.

"Jika di dalam masjid tidak boleh, maka di teras masjid pun tidak boleh," tegas marbot.

Imam Ahmad pun diusir dengan cara yang tak sopan. Bahkan, beliau didorong-dorong hingga ke jalanan. Kesabaran Imam Ahmad telah teruji. Beliau sama sekali tak marah dan sama sekali tak mau menunjukkan siapa sesungguhnya beliau. Padahal, jika marbot itu tahu siapa sesungguhnya dia, pasti tak akan terjadi peristiwa ini.

Kebetulan, di samping masjid itu ada warung penjual roti. Sebuah rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti. Tampak ada seorang penjual roti yang sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian yang menimpa Sang Imam yang didorong-dorong oleh marbot tadi.

Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh, "Kemarilah,Syekh, kau boleh menginap di tempatku. Aku mempunyai tempat, meskipun kecil."

"Baiklah. Terima kasih," jawab Imam Ahmad sambil masuk ke rumahnya. Lalu, duduk di belakang penjual roti yang sedang membuat roti.

Lagi-lagi, Imam Ahmad sama sekali tidak memperkenalkan siapa dirinya. Beliau hanya mengaku sebagai musafir.

Penjual roti ini punya kebiasaan yang unik. Mungkin seperti orang yang pendiam dan tak banyak basa-basi. Jika Imam Ahmad ngajaknya bicara, baru dia mau menjawabnya. Tapi, jikalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar.

Bacaan istighfarnya tak pernah berhenti. Saat menaruh garam pada adonan, dia menyebut "Astaghfirullah", saat mau memecahkan telur, dia pun menyebut "Astaghfirullah", saat mau mencampur gandum pun mengiringi dengan "Astaghfirullah." Praktis, dalam setiap keadaan dia mendawamkan istighfar.

Peristiwa menarik ini diperhatikan terus-menerus oleh Imam Ahmad.
Lalu beliau bertanya "Sudah berapa lama kau lakukan ini?"

Orang itu menjawab, "Sudah lama sekali syekh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan membaca istighfar."

Lalu, Imam Ahmad bertanya lagi, "Apa hasil dari perbuatanmu ini?" Penjual roti itu menjawab "(Melalui wasilah istighfar) tidak ada hajat yang aku minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. semua yang aku minta Allah, langsung diterima".

Orang ini sangat percaya denga. hadis Nabi,"Siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya.

"Semua dikabulkan Allah, kecuali satu, masih satu yang belum Allah berikan kepadaku," ungkap penjual roti.

"Apa yang belum Allah kabulkan?" tanya Imam Ahmad penasaran.

Orang itu menjawab, "Aku minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad."

Saat itu juga Imam Ahmad kaget luar biasa hingga beliau bertakbir, "Allahu akbar! Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan itu ternyata karena istighfarmu."

Penjual roti pun terperanjat. Dia memuji Allah bekali-kali, karena ternyata yang di depannya adalah Imam Ahmad, orang yang sangat dirindukan dan diharapkannya berada di hadapannya, di dalam rumahnya sendiri.

Sebuah tarikan dzikir "istighfar" yang dilantunkan oleh seorang secara terus-meneris mampu menarik kordinat seorang ulama hadis terkemuka dan imam mazhab. Sungguh, betapa indah ajaran istighfar yang pernah diajakan Rasulullah SAW.

---Dirujuk dari kitab Manakib Imam Ahmad

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India