30 Jun 2013

Dari (Gerakan) Mahasiswa Menuju Negara (Syariah)



Tercapainya penegakan syariah dan nilai-nilai islam merupakan tujuan akhir yang diingankan oleh segala bentuk gerakan dakwah yang ada dunia.  Ya, semuanya sepakat bahwa khilafah islamlah yang menjadi tujuan utama. Bahwa misi gerakan islam adalah membangun kehidupan berdasarkan undang-undang Allah, Al Quran dan Hadist. Gerakan islam dalam memperjuangkan dakwah akan selalu berputar sepanjang zaman dan terus diperjuangkan oleh para kader terbaiknya untuk mengemban misi membimbing umat manusia menuju sistem islam yang kaffah.

Tugas dakwah sejatinya merupakan tugas general yang wajib diemban oleh setiap manusia, yang tak akan selesai bahkan sampai hari dimana matahari akan terbit dari ufuk barat. Maka dari itu, bagi seorang pengemban dakwah yang telah paham terhadap urgensitasnya, haruslah siap (minimal) secara psikis bahwa jalan dakwah yang ditempuh adalah panjang dan tidak sedikit tenaga yang harus dikerahkan. Sekali lagi dan bahkan berulang kali disampaikan bahwa kader dakwah harus SIAP, mengorbankan tenaga, harta dan segala yang dimilikinya semata-mata untuk mencari RIDHO Allah swt.

Lantas, ketika kita menengok jalan cerita diri kita yang saat ini (masih) berada di dunia kampus, terkadang muncul pertanyaan, seberapa pengaruhkah keberadaan kita dalam pencapaian tujuan kemenangan dakwah islam?

Tujuan kemenangan dakwah, dan tujuan tercapainya khilafah sejatinya adalah wadzifah hadhariyah (tugas peradaban), yang sepatutnya diemban oleh muslim aqil baligh. Demi mencapai tujuan yang mulia itu, Rasullullah shollallahu ‘alaihi wassalam telah mengajarkan kita untuk menjemput kemenangan dakwah secara bertahap, karena salah satu karakter dakwah adalah at-tadaruj fi al-khutuwat (bertahap dalam langkah). Tahapan urutan amal (maratibul amal) dalam dakwah yang harus dilakukan adalah:

1. Perbaikan individu (ishlah al-fard)
2Perbaikan rumah tangga (ishlahul al-bait)
3. Perbaikan masyarakat (ishlah al-mujtama’)
4. Perbaikan pemerintahan (ishlah al-hukumah)
5Penyiapan tegaknya khilafah (bina al-khilafah)
6Pemanduan dunia (ustadziah al-alam) dan Pembebasan negeri (tahrir al-wathan)

Tiga tingkatan pertama merupakan kewajiban yang harus diusahakan oleh setiap individu muslim. Sementara tiga tahapan terakhir merupakan tugas yang harus diemban gerakan dakwah sebagai sebuah tandzim (organisasi) dakwah yang aktif (baca: prinsip gerakan islam karangan Fathi Yakan). Keenam tahapan tersebut bukanlah hal yang pakem untuk diterapkan demi terwujudnya khilafah islam. Bahkan salah satu gerakan islam ada yang mempersingkatnya menjadi 3 tahap yaitu 1) Perbaikan diri (syakhsiyah islamiyah/kaderisasi) 2) Interaksi dengan ummat melalui diskusi-diskusi/muktamar 3) Serah terima kekuasaan khilafah.

Untuk mencapai urutan amal dakwah tersebut, tentulah kita harus mendalami tahapan kerja dakwah yang kita lakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

a. Mihwar Tanzhimi
Gerakan dakwah harus dibangun di atas organisasi (tanzhim) yang kuat dan solid untuk dapat mengoperasikan dakwah sesuai alur. Organisasi itu tentu harus diisi oleh kader-kader militan, yang tak gampang mengeluh, apalagi kader yang sering futur. Organisasi (walaupun kecil) akan dapat memberikan kontribusinya untuk menjadi bagian dari kemenangan dakwah.

b. Mihwar Sya’bi
Setelah dakwah terorganisasi dengan baik plus kader-kadernya telah siap terjun ke dalam kehidupan masyarakat, maka hal yang berikutnya dilakukan adalah membangun basis sosial yang luas dan merata sebagai pendukung dan simpatisan gerakan dakwah. Gerakan ini akan membantu menciptakan kultur dan budaya sosial yang islami. Adanya dominasi figur yang islami dalam masyarakat akan sangat mendukung implementasi kebijakan-kebijakan dakwah dan pendukung opini publik yang pro syariah. Maka langkah awal dalam tahapan ini adalah gerakan dakwah harus membina komitmen syumuliyatul islam dan kemantapan aqidah sebagai pondasi aktivitas masyarakat. Selain itu pada tahap ini gerakan dakwah juga harus mampu menciptakan persepsi publik bahwa sistem ideal yang mampu menyelamatkan negara hanyalah sistem islam.

c. Mihwar Muassasi
Gerakan dakwah pada tahap ini harus membangun berbagai institusi untuk mewadahi pekerjaan-pekerjaan dakwah di seluruh sektor kehidupan dan di seluruh segmen masyarakat. Wilayah pekerjaan dakwah pada mihwar ini sangat luas, karenanya dibutuhkan pengelompokan pekerjaan seperti institusi sosial, pendidikan, ekonomi, politik, budaya, dsb. Pada tahapan ini dilakukan pula upaya mengisi institusi-institusi (masyarakat / pemerintahan) yang sudah ada. Dengan begitu terbentuklah jaringan kader dakwah di seluruh institusi strategis. Ini merupakan tatanan yang dibutuhkan untuk menata kehidupan negara yang Islami.

d. Mihwar Daulah
Dakwah harus sampai pada institusi negara. Tidak lucu jika masyarakat yang berada pada grass root telah mengamalkan islam secara kaffah, kemudian dirusak tatanannya hanya karena ulah negara yang antipati terhadap syariah. Institusi negara imenjadi sebuah elemen penting dalam kemenangan dakwah karena negaralah yang akan menjadi salah satu pembantu dalam merealisasikan secara legal dan kuat seluruh dan kehendak Allah swt atas kehidupan manusia. Yang perlu dicatat, negara adalah sarana dan bukan tujuan. “Kebenaran harus punya negara, karena kebatilan pun punya negara” (Ibnul Qayyim). Keberhasilan kerja dakwah dalam mihwar ini terlihat adanya SDM yang memiliki kemampuan akademis untuk dapat mentransformasikan ajaran islam ke dalam format konstitusi/undang-undang hukum dan perangkat lainnya yang terkait dengan pengaturan hajat hidup khalayak banyak.

Mihwar daulah merupakan yang terberat yang harus dijalani oleh para kader dakwah. Pada tahap ini gerakan dakwah harus aktif mewujudkan kemandirian pangan dan finansial agar negara tetap bisa eksis tatkala diembargo dan diisolasi oleh negara-negara lain. Mengapa begitu? Karena sejarah telah mencatat tidak pernah ada sebuah negara yang menyatakan islam sebagai ideologinya melainkan pasti mengalami hari-hari yang sulit, penuh dengan perjuangan keringat bahkan darah (lihat shirah nabawi bab masa pemboikotan dan bab perang khandaq).

Sejarah telah mengajarkan bahwa pasti ada resiko dalam setiap deklarasi negara islam. Saat ini kita dapat berkaca pada pemerintahan Hamas di Palestina, Dr. Mursi di Mesir dan PM Erdogan di Turki, dimana pihak oposisi sekuler akan terus mengganggu (dengan segala skandal dan makar politisnya) para pemimpin islam itu dalam menegakkan syariah. Maka pada mihwar ini, negara harus memiliki koneksi internasional yang cukup kuat, sehingga dapat dikatakan bahwa gerakan islam transnasional tidaklah buruk, bahkan diperlukan (pernyataan ini ditulis sebagai ungkapan ketidaksetujuan terhadap isi buku Ilusi Negara Islam yang penuh fitnah).

Kemudian manakala syarat-syarat kesiapan islamisasi itu sudah terpenuhi, pada saat itulah gerakan dakwah akan dapat menggalang tuntutan politik yang ditandai dengan adanya partai-partai politik (tentu bersama publik) yang secara resmi meminta penerapan syariat islam di tataran konstitusi dan parlemen.

Kemudian, ketika parlemen telah siap dengan proses islamisasi dan akhirnya terbentuk negara islam, apakah sudah selesai? Belum. Negara harus segera melakukan konsolidasi dan koalisi politik dengan negara-negara muslim lainnya untuk menjadi sebuah satu kesatuan dan satu sistem pemerintahan yang utuh. Koalisi pemerintahan dari negara-negara islam itu memungkinkan untuk mendirikan sebuah perserikatan bangsa-bangsa islam yang kemudian mengadakan muktamar untuk berikutnya memilih dan mengangkat pemimpin sebagai simbol legitimasi umat islam seluruh dunia.

Tahapan kerja dan pemenuhan syarat-syarat kesiapan islamisasi ini idealnya dapat berjalan secara berurutan. Namun kenyataannya lebih memungkinkan berjalan secara pararel dan sangat sulit untuk diringkas. Tentu kita sebagai mahasiswa sudah tahu berada pada mihwar manakah diri kita. Maka lakukan peran kita sesuai kapasitas. Karena semua tahapan itu ibarat tembok kokoh yang berdiri karena batu bata penyusun yang kuat. Kealfaan kita dalam aktivitas-aktivitas dakwah akan menyisakan lubang pada tembok yang lambat laun menggerus kekuatan tembok dakwah yang kokoh itu. Maka yakinlah saudaraku, tak akan pernah sia-sia peranmu. Tak perlu ragu apalagi t menyesal (telah) menjadi pembantu (Allah) di jalan dakwah.

Ulasan di atas sedikit membuat diri ini tergelitik untuk main tebak-tebakan, bahwa Indonesia Emas itu akan terwujud di tahun 2024. Mengapa ? Jika kita runut kekhilafahan Islam di Turki runtuh tahun 1924. Merujuk pada hadist, Rasulullah pernah bersabda. "Allah mengutuskan pada ummat ini di setiap awal 100 tahun, orang yang akan memperbaharui urusan agama-Nya (mujaddid)" (Riwayat Abu Dawud)

Harapan itu masih dan akan selalu ada.
Wallahu a’lam…
(Catatan Kecil Pekanan)

25 Jun 2013

Syiah Diusir, Negara Kemana??


Syiah Diusir, Negara Kemana??

Sebuah judul yang dikeluarkan oleh salah satu acara di stasiun TV swasta yang dirasa provokatif. Mengarah kepada penggiringan opini masyarakat awam untuk membela syiah. Menarik ulasan dari ust. Kholili Hasib.

MENELISIK KASUS SYIAH SAMPANG DAN KERANCUAN TOLERANSI


Sudut pandang menilai kasus Syiah di Sampang harus terfokus pada akar persoalan. Bahwa kasus ini murni karena dipicu dakwah pelecehan Shahabat Nabi. M. Nur, mantan pengikut Tajul Muluk –pemimpin Syiah Sampang-- memberi kesaksian, “Sejak 2008 Tajul mulai menyampaikan khutbah Jumat bahwa rukun Islam ada 8, rukun iman ada 5, khalifah Nabi Muhammad bukan Abu Bakar, Abu Bakar dikatakan merampok dari Ali”. Demikian seperti dalam release laporan tim BASRA (Badan Silaturrahim Ulama Pesantren Madura) yang pernah berdialog dengan Tajul Muluk.

Berkaitan dengan itu, PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) Jawa Timur pada Oktober 2012 mengirim peneliti yaitu HM. Shiddiq Abdurrahman untuk investigasi lapangan. Hasil investigasi PWNU di antaranya menyimpulkan bahwa ada indikasi kuat kejadian bentrokan telah disekenario sejak awal oleh Syiah. Menurut laporan PWNU yang dimuat majalah AULA edisi Oktober 2012, bahwa sekenario bentrok telah dipersiapkan di kota Malang. Mereka melanggar kesepakatan bahwa anak-anak Syiah mau dibina di pesantren Ahlussunnah, agar mereka tidak terjerak ajaran sesat. Berikut sebagian hasil investigasi PWNU Jawa Timur:

“Kala itu terjadi perdebatan sengit ketika ada rombongan anak-anak Syiah yang mau balik pondok. Para santri mempertanyakan keseriusan Pemkab Sampang untuk memondokkan mereka. Demikian juga mereka menolak tidak berangkat ke Bangil lantaran terikat aturan pesantren yang mengharuskan para santri untuk segera ke pondok. Pada saat bersamaan, penduduk bersikukuh untuk melarang rombongan meneruskan perjalanan lantaran sudah terikat kesepakatan bahwa anak-anak tersebut akan modok di pesantren Ahlussunnah bukan Syiah dengan biaya Pemkab.
Para penduduk yang awalnya mencegat, ikut mengawal minibus yang membawa anak-anak Syiah tersebut karena khawatir rombongan hanya pura-pura pulang, namun tetap berusaha berangkat dengan cara diam-diam. Saat akan memasuki kediaman Tajul inilah, ada seseorang Syiah yang membuat garis di jalan sambil mengingatkan dengan suara keras: “Polisi dan para penguntit dilarang masuk. Kalau sampai melewati garis, akan mati”. 

Dari arah pesantren Tajul Muluk, ternyata ada sekelompok orang berseragam serba hitam dengan senjata tajam terhunus di tangan. Dan benar adanya, begitu ada penduduk yang melewati garis, ternyata terjadi ledakan dan beberapa benda keras beterbangan. Sebagian penduduk terluka, termasuk dalam hal ini Kapolsek Omben. Suasana pun berubah liar, kedua belah pihak saling lempar batu.

Dengan siap siaganya beberapa orang yang bereseragam hitam dan menghunus senjata tajam, serta adanya bahan peledak di area kediaman Tajul Muluk, kuat indikasi bahwa kejadian tersebut sudah disekenariokan sejak awal. Bahkan ada kabar bahwa kondisi ini sudah dimusyawarahkan di Malang, meskipun kebenarannya perlu diungkap.

Para penduduk yang sejak awal memang tidak mempersiapkan diri untuk bertarung akhirnya terdesak. Terpaksa mereka mundur ke perkampungan, menghindar serangan warga Syiah. Dalam situasi terdesak, ada sebagian penduduk menggunakan pengeras suara milik Masjid. Dari speaker disampaikan kesediaan masyarakat sekitar untuk membantuk menghadapi serangan pengikut Tajul Muluk. Gayung pun bersambut. Terjadilah saling serang antar dua kubu”.

Dari laporan tersebut, sesungguhnya ada pelanggaran kesepakatan dari pihak Syiah. Jika saja, pengikut Tajul Muluk memenuhi kesepakatan dan menerima persyaratan damai dengan cara tidak akan menyebarkan ajaran pelecehan, pasti tidak akan terjadi bentrok.

Dari hasil kajian, beberapa pihak terkait melakukan upaya-upaya penyelesaian. MUI (Majelis Ulama Indonesia) Jatim mencegah aliran Syiah dengan upaya edukatif, menerbitkan fatwa tentang Syiah. Surat fatwa bernomor 01/SKF-MUI/JTM/I/2012 berisi kesesatan ajaran Syiah. Sementara Gubernur Jatim menerbitkan Peraturan Gubernur No. 55 Tahun 2012 Tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur.

Baik fatwa maupun Pergub Jatim diterbitkan untuk mencegah umat Islam Jatim melakukan tindakan tercela yang bisa memicu chaos. Upaya edukatif ini berusaha mewujudkan umat yang beradab, memahami etika beragama dan bermu’amalah antar sesama. Bahwa tindakan menghina ajaran lain bisa memantik konflik sosial. 

Dengan diterbitkannya dua surat keputusan tersebut, diharapkan di Sampang maupun di daerah-daerah lain tidak adalagi umat yang terinfiltrasi ajaran-ajaran ‘aneh’ dengan menghina Sahabat Nabi, istri Nabi dan lain-lain. Pemerintah bertanggung jawab dalam pembinaan penganut agama.

Berdasarkan hal itu, Pemkot Sampang pun berjanji membiayai anak-anak Syiah untuk mengirim ke pondok pesantren Ahlussunnah. Pencegahan dini harus dilakukan. Sebab, jika anak-anak tersebut dibiarkan jadi menganut ajaran penistaan terhadap Sahabat, maka Sampang akan terus membara lagi kelak.

Upaya-upaya aparatur pemerintah, ulama dan pihak keamanan harus didukung. Solusi mereka menyentuh akar utama penyebab konflik. Bahwa, penistaan terhadap Sahabat dan Istri Nabi yang dilakukan secara publik yang menjadi sebab bentrok. Menutupi akar utama, apalagi memotongnya justru akan memelihara konflik menjadi lebih besar lagi. 

Yang harus kita cerna baik-baik, bahwa kekerasan membabi buta adalah kriminil tapi bukan berarti Islam tidak memiliki sikap tegas terhadap penistaan agama. Terhadap aliran sesat, Islam memiliki aturan yang adil. Memang ada perintah bersikap ramah namun diperintah pula bersikap tegas. Dalam catatan sejarah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah merobohkan masjid Dhirar yang dibangun oleh Abu ‘Amir Ar-Rahib

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam harus bertindak tegas, sebab masjid Dhirar dibangun dengan tujuan untuk menghasut umat Islam, membela kaum kafir dan berefek memecah belah para sahabat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengirim beberapa orang untuk meruntuhkan masjid itu menjelang kedatangan beliau di Madinah. 


Peristiwa itu direkam dalam al-Qur’an: “Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu’min), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mu’min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).” (QS. al-Taubah: 107-108).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin membiarkan penyimpangan itu yang bisa mamantik perpecahan umat Islam. Pertimbangannya dua hal penting; Abu ‘Amir Ar-Rahib berpotensi melakukan penyesatan massal dan memancing permusuhan. 

Yahudi bani Quinuqa’ dan bani Nadzir pernah diusir oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Madinah. Gara-garanya, mereka mengkhianati perjanjian. Bahkan, beberapa orang Yahudi dari bani Quraidzah dieksekusi karena ganasnya mereka memusuhi dan mengancam fisik para sahabat. Kecuali wanita dan anak-anak, mereka dilindungi dan diperlakukan dengan lembut (Sirah Ibn Hisyam jilid 3). 

Berbuat baik dan bersikap bijak terhadap non-muslim atau penganut kepercayaan yang berbeda, tidak menghalangi Islam untuk berdakwah. Mereka tetap disebut dakwah Islam, tapi bukan bersifat memaksa. Namun tidak ada kompromi terhadap penyimpangan agama, penistaan atau pencampur adukkan agama atas nama toleransi. Jika ada penyimpangan dan penistaan – yang bisa memancing konflik sosial – Islam segera mencegahnya, tidak boleh dibiarkan.

Dalam konteks Negara Indonesia, ajaran-ajaran ekstrim Syiah yang melecehkan Shahabat serta gerak dakwah politik Syiah harus jadi catatan pemerintah. Perlu ada penelusuruan lebih dalam lagi. Apalagi terdapat laporan tentang sayap militant Syiah. 

H. As’ad Said Ali, Wakil Ketua PBNU, pernah mengatakan bahwa terdapat jaringan militansi Syiah. Dalam tulisannya berjudul “Gerakan Syiah di Indonesia”, di www.nuonline.com pada 30/5/2011, As’ad berpendapat bahwa terdapat jaringan yang berupaya membuat lembaga bernama Marja’iyyat al-Taqlidi seperti di Iran. Pemicunya adalah, doktrin kemutlakan imamah berdasarkan politik.

Maka dapat disimpulkan bahwa ajaran pelecehan terhadap kesucian agama-lah yang sesungguhnya memicu konflik sosial. Ajaran seperti ini jika dibiarkan memperkeruh keamanan masyarakat, karena penodaan agama hakikatnya melanggar Hak Asasi Manusia. Pelecehan terhadap agama hakikatnya pelecehan terhadap hak manusia. Sebab, hak manusia yang paling asasi adalah hak untuk menjaga agamanya. Jika kesucian agama dihujat, maka telah terjadi pelanggaran hak asasi yang berat. Pelecehan agama bukan domain toleransi lagi, sebab toleransi adalah menghormati tanpa mencaci-maki. Jika konsep toleransi ‘dibumbui’ caci maki Shahabat, maka ini toleransi yang ilusi alias rancu.

Oleh: Kholili Hasib

17 Jun 2013

Karena Demonstrasi di Turki dengan Arab Spring Adalah Berbeda

Karena demontrasi yang terjadi di Turki dengan revolusi Timut Tengah atau yang biasa dikenal dengan Arab Spring adalah sebuah fakta berbeda. Nampaknya pemirsa harus lebih jeli dalam melihat persoalan. Media-media mainstream telah menggambarkan bahwa wujud demonstrasi yang terjadi di dunia Arab adalah kebanyakan dipicu karena kinerja pemerintah yang diktator dan sewenang-wenang sebagaimana yang telah terjadi di Mesir era Hosni Mubarak, Muammar Qaddafi di Libya, dan Bashar Assad di Syiria. Dan hal tersebut nampaknya dibaca sebagai sebuah hal yang sama terhadap aksi demo yang terjadi di Istanbul, Turki.  Sebagaimana berita yang dilansir oleh detiknews (Senin, 3/6/2013) ribuan warga Turki berdemo menuntut agar PM Turki, R.T. Erdogan mundur dari pemerintahan lantaran memperkenalkan berbagai kebijakan yang dinilai cenderung bernuansa konservatif dan kelewat Islami. Kebijakan Erdogan yang lain yang memicu kemarahan para demonstran adalah memperkenalkan UU pembatasan penjualan dan iklan minuman beralkohol. Dari sini saja, sudah terlihat siapa yang harus dan tidak harus dibela bukan? 

Para demonstran yang anti Erdogan mayoritas membela dan mendukung sistem pemerintahan sekuler Turki yang dibangun oleh Mustafa Kemal Attarturk, yang dulu di pelajaran IPS Sekolah Dasar sempat kita bangga-banggakan sebagai bapak modernis Turki. Padahal ?? Kenyataanya Attarturk telah melakukan sebuah dosa besar yang bahkan iblis pun tak pernah melakukannya, menjatuhkan sistem pemerintahan khilafah islam dan menggantinya dengan pemerintahan sekuler.

Demo di Turki ini jelas berbeda dengan yang terjadi di Mesir, Libya, dan Syiria. Mesir dan Libya dipimpin oleh rezim diktator yang benar-benar represif. Sedangkan Syiria dipimpin oleh seorang Syiah Nushairiyah, Bashar Assad yang kejam. Maka masihkah kita mendukung paradigma kita salah melihat fenomena ini?

Aksi demonstrasi kaum sekuleris yang hanya ribuan orang ini dijawab dengan aksi simpatik dan dukungan kepada PM Erdogan oleh sejuta rakyat yang mendukung Erdogan. Media massa bungkam.


Berikut ini adalah cuplikan isi pidato Erdogan dari salah seorang Mahasiswa Fatih University, Turki.

PM Erdogan memberikan pidato di depan sekitar 1 juta pendukungnya. Situasi İstanbul malam ini, jadi momen pemberi gambaran sebenarnya, lebih mewakili aspirasi mayoritas masyarakat Turki.

Dalam pidatonya, Erdogan berkata: Istanbul adalah Turki, ia adalah Asia, Timur Tengah, Afrika Utara, Balkan. pidato saya ini, untuk semua saudara di seluruh dunia! Mereka buat kebisingan dengan panci, mereka mengaku (protes sebab) peduli lingkungan, namun tak peduli polusi suara. Mereka yang berlaku anarki pada polisi, bukanlah bagian dari kita. Mereka pengkhianat! Sementara kami berbasis hukum! “Environmentalis” yang Sungguhan yang sekarang sedang membersihkan Taksim akibat dikotori protester yang mengaku pro lingkungan. Turki bukan hanya “Taksim”, tapi ia negara “cucu-keturunan” dari Utsmani yang memimpin 3 benua & menyatukan dunia İslam. Tiada skenario jahat yang bisa mengguncang kita. Turki bukan negara yang dapat diacak-acak media İnternasional.

Media internasional bilang akan terjadi Turkish Spring, padahal Turkish Spring sudah di 3 Nov, 2002 (saat AKP menang) . Erdoğan menegur Parlemen Eropa: Cabut resolusi yang kalian buat! Turki bahkan bukan anggota UE.

Apa yang telah kalian lakukan terhadap Yunani? Erdoğan bertanya kepada Parlemen Eropa: Lihat İnggris, mrk tangkap 50 protester, juga di Jerman, apa kalian buat resolusi? Erdoğan bertanya kepada Media: Jujurlah! Tuliskan kebenaran! Jangan jadi alat mengguncang pemerintahan demi naiknya pihak tertentu.

Erdoğan melanjutkan: Parlemen Eropa, Media İnternasional takkan seserius ini terhadap Barbarisme di Suriah, pun terhadap tragedi di Palestina, Gaza.

Erdoğan kemudian menegaskan: Kemajuan Turki (sejak 2002 AKP memimpin) membuat banyak negara iri (maksud: protes-protes ini didukung negara lain). Erdoğan: Kenapa banyak orang asing yang terlibat dalam protes Taksim?

Erdoğan mengusik nurani masyarakat: Mereka yang menyerang saudari yang berjilbab adalah peminum alkohol & yang membuang kaleng di masjid Dolmabahce. Kami akan buat perhitungan. Erdoğan menyebutkan kegemilangan ekonomi Turki, tapi lobi kepentingan & spekulasi saham selama protes menciptakan kerugian besar.

Selanjutnya Erdoğan memberikan laporan: Saat kami baru datang memimpin, utang Turki ke IMF sebesar U$D23.5 miliar. Bulan kemarin, semua kami lunasi. Pemerintah sebelum kami yang berutang, lalu kami yang melunasi. Mereka sebut saya diktator, maaf, tidak ada Perdana Menteri sedemokratis saya di dunia saat ini. Saya menerima para protester, berdialog langsung, lalu mengajak menunggu pengadilan & referendum. Justru mereka yang keras kepala. CHP adalah oposisi yang saat berkuasa dulu menggunakan masjid sebagai ‘gudang’ & adzan dilarang dengan bahasa Arab. İngat itu!

Dengan haru Erdoğan melanjutkan: Beberapa mengatakan saya PM yang diktator. İngatlah, bahkan mantan PM Adnan Menderes sangat santun, tapi tetap kalian gantung. Erdoğan: Tiada yang dapat menghentikan kita kecuali Allah. Kami selalu bersama sebagai bangsa, tiada yang dapat memecah belah!

Erdogan menginstruksikan bendera Turki dipasang di semua sudut İstanbul. Samsun & Erzurum akan jadi kota mimbar publik juga. Pidato Erdogan ditutup dengan ucapan “semoga persaudaraan kita abadi!”


Link terkait:

http://www.dakwatuna.com/2013/06/18/35464/isi-pidato-erdogan-di-hadapan-sekitar-1-juta-pendukungnya/#ixzz2We6fEPPB 


16 Jun 2013

Karena Hanya untuk Allah lah Aku Bekerja

Mungkin aku bukanlah bagian seorang muslim yang bisa menjadi kebanggaan ummat..
Mungkin aku bukanlah siapa-siapa diantara kumpulan para kader dakwah yang hebat itu..

Tapi setidaknya aku bangga menjadi seorang muslim, merasa bahagia dapat berkumpul dan menjadi bagian dari pelaku kerja-kerja dakwah yang mulia..

Aku memang tak semengerti dengan mereka yang bisa sempurna dalam memperjuangkan dakwah..
Yang ku tahu hanyalah …
Dakwah tak akan pernah menuntut kesempurnaan hasil dari para pelakuya..

Dan aku sangat yakin bahwa dakwah lebih menilai keseriusan dalam kerja..
Dakwah tak kan pernah menuntut jumlah amanah yang diemban..
Kader dakwah yang hebat bukanlah dilihat dari seberapa banyak amanah yang diembannya.
Namun kader dakwah yang luar biasa adalah dia yang mampu menjaga dan menyeimbangkan amalan yauminya dengan amanah yang dipikulnya, baik di kala ramai maupun sendiri, baik di kala sehat ataupun sakit.

Jika pun aku kecewa karena dakwah.. dan terlalu sering aku kecewa karena dakwah..
Aku pun harus tetap tersenyum.
Karena aku bekerja untuk Allah. Karena Hanya untuk Allah lah Aku Bekerja.. bukan untuk mereka.

Saat tak ada yang menghargai jerih payah kerja dakwahku.. Allah pasti melihatku. Dan indahnya surga Firdaus itu pasti telah dipersiapkan untukku.

Saat dakwah telah berubah dari kesenangan menjadi sebuah kebosanan..
Dan saat semangat yang dulu membara kini telah menjadi kejenuhan..
Ku harus mengingat bahwa itulah godaan syaithan, yang selalu membisikkan kefuturan dalam dada umat manusia..

Lelah, kecewa, senang dan gembira adalah kesatuan rasa dalam dakwah dan kekeluargaan.
Kadang sendiri, dan kadang bersama-sama adalah sebuah keniscayaan dalam perjuangan..
Nikmatilah, karena setiap tetes peluh dan lelah akan menjadi saksi di yaumul qiyamah..

Bukanlah kesabaran jika masih berbatas,
Dan bukanlah keikhlasan jika masih kecewa,

Waktu beramal adalah singkat. Maka berdirilah dan berangkatlah !! kejar amalmu dan pahalamu sebelum ajal menjemputmu..

10 Jun 2013

Karena yang Muda Tak Perlu Banyak Bicara

Pemuda, memang sebuah kata yang sudah terlalu sering diperbincangkan sebagai agen yang diharapkan mampu untuk membawa bangsa dan negara ini bangkit dari segala keterpurukan. Berbagai macam teori dan gagasan penyemangat telah ditu
liskan untuk membakar semangat para pemuda untuk dapat berkontribusi secara riil dalam membangun masyarakat. Namun sudah seberapa terasakah peran pemuda dalam memajukan bangsa ini?

Tercatat jumlah pemuda Indonesia pada Oktober 2012 adalah sebesar 69 juta jiwa. Sebanyak itulah generasi muda Indonesia. Sebesar itulah kekuatan jiwa muda bangsa Indonesia. Namun sudah seberapa besar kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia? Mungkin sebagian orang akan mengatakan, “Negeri ini masih biasa-biasa saja, masih jauh dari maju”. Dapat dikatakan bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah. Mengapa? Karena generasi muda sekarang adalah objek dari pembangunan negeri, bukan subjek. Pembangunan dan taat kelola negeri ini seringkali masih didominasi oleh generasi berumur yang telah kekurangan ide-ide segar untuk mengelola negeri. Maka jangan heran jika pemuda hanya bisa menjadi penonton dan penikmat pembangunan negeri yang sebenarnya tidak begitu enak ditonton apalagi dinikmati. 

Jika pemuda minim kontribusi, tak sepenuhnya mereka dapat dipersalahkan. Mengapa? Karena terlihat adanya ketidakpercayaan dari generasi berumur terhadap generasi muda untuk mengelola pembangunan bangsa. Ketakutan akan terjadinya kegagalan jika negeri ini dinahkodai oleh pemuda masih menjadi faktor utama yang menyebabkan generasi muda jarang mendapat kesempatan untuk berkiprah di dalam negeri. 
Dari uraian ini dapat dilihat bahwa adanya ketidakpercayaan antar generasi bangsa yang berakibat pada stagnanisasi perkembangan bangsa. Lalu bagaimana solusinya? Pemuda dan pelajar-pelajat SMP, SMA, dan mahasiswa tidak perlu pusing memikirkan ‘jatah’ kapankah akan diberi kesempatan untuk berkiprah menjadi pejabat negara. Dalam pembangunan nasional bukan hanya pembangunan fisik yang diperlukan, namun juga pembangunan moral dan karakter sosial yang akan secara tidak langsung mempengaruhi kualitas pembangunan fisik. Maka peran masyarakat muda dapat didefinisikan sebagai 1) agen perubahan. Pemuda menjadi generasi yang memberikan tauladan yang baik untuk masyarakat dan orang-orang yang seusianya, di atas usianya dan di bawah usianya. Pemuda menjadi pelopor perubahan yang dimulai dari saat ini, dimulai dari diri sendiri, dan dimulai dari hal yang terkecil. 2) Agen perintis. Pemuda harus merintis hal baru dalam kehidupan, menciptakan inovasi dan kreatfitas dari intelektualitas yang dimilikinya. Apa yang belum pernah dilakukan oleh orang-orang disekitar, maka janganlah ragu untuk mengawalinya. Tidak perlu banyak bicara dan banyak menuntut. Cukup buktikan dengan karya maka orang-orang akan terdiam dan berdecak bangga dengan apa yang telah berhasil dilakukan. Jika gagal, maka jangan tunjukkan keputusasaan dan rona wajah kesedihan. Segeralah bangkit dan kembalilah berkarya. 

Sebagai epilog, marilah kita merenung. Generasi pemimpin yang baik adalah yang bukan hanya bisa memakmurkan masyarakatnya yang sekarang masih hidup. Generasi pemimpin yang baik adalah generasi yang juga masih memikirkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya yang akan datang yang sekarang belum terlahir di dunia. Termasuk yang manakah kita? (/zan)

1 Jun 2013

Karena Cinta yang Indah Tak akan Terjadi dalam Sekejap

Kini pengemudi kendaraan itu telah berganti. Bapak-bapak tua yang dulunya telah berusaha mengemudikan kendaraan itu dengan baik kini haruslah digantikan karena memang seorang ‘supir’ pastinya memiliki masa pensiun.

"Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain". (Q.S. Al Insyirah: 7)

Perjalanan dakwah adalah perjalanan yang tiada penghujung. Kita bukanlah pemula, bukan pula golongan akhir yang menjadi penghujung. Namun kita adalah penyambung, maka janganlah berhenti di tengah perjalanan ini, teruslah berjalan, bahkan sesekali berlari adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh seorang da’i untuk mengejar impian kemenangan dakwah. 

Maka nikmatilah perjalanan ini. Nikmatilah segala canda dan tawa, sedih dan kecewa yang terjadi di dalamnya. Kemenangan, kesuksesan, kepedihan dan kegagalan adalah seperti bagian dari dua sisi mata uang yang tak mungkin terpisahkan. Terkadang kita merasa bukan siapa-siapa di ranah jalan juang ini. Dan terkadang kita merasa minder karena kapasitas diri yang kita anggap tak selevel dengan yang lain. Di sisi lain, mungkin kita menganggap bahwa diri kita adalah ‘pejabat’ dakwah. Seseorang yang dianggap menjadi seroang muharrik dakwah yang harus senantiasa prima dalam segala aktivitasnya.

Itulah semua fenomena peran dalam jalan dakwah. Mungkin tak banyak materi ataupun benefit yang kita dapatkan. Yang kita dapatkan mungkin hanyalah persaudaraan, ilmu dan pengalaman,  serta sedikit kebijaksanaan untuk dapat mengurai masalah menjadi sebuah hikmah. Sungguh luar biasa karunia yang diberikan Allah sehingga di usia muda ini kita telah diberikan kenikmatan merasakan masninya iman. Maka, sungguh merugi mereka yang tengah berada dalam jalan dakwah ini namun tak mampu menikmati. 

Sekali lagi, mari nikmati jalan dakwah ini, entah sebagai seorang yang bukan siapa-siapa atau sebagai  siapa-siapa. Amanah dan posisi dalam dakwah ini akan datang dan pergi begitu saja. Bisa datang, bisa pergi, bisa kembali lagi, bisa juga tak akan pernah kembali lagi. Kadang bisa iya, bisa tidak, bisa siap, bisa tidak siap. Bisa menjadi pengurus, tidak menjadi pengurus, menjadi simpatisan pengurus, menjadi temannya pengurus, bahkan tidak menjadi siapa-siapa yang tidak bisa disebut. 

“Kamu ini siapa ?” “Saya penguurs organisasi dakwah”. Ini sering disebut.
“Kalo kamu siapa?” “Saya mahasiswa yang diusung oleh organisasi dakwah”. Ini juga disebut.
“Kalo ente?” “ Saya dapat amanah jadi ketua organisasi dakwah”. Ini biasa disebut.
“Nah, kalo kamu siape?”
“Saya adalah orang yang senantiasa berdakwah. Baik dalam suka maupun duka, baik dalam keadaan lapar maupun kenyang, saat letih maupun bugar. Karena perjuangan dakwah adalah kemuliaan. Saya tak tahu sebagai apa saya. Namun nahnud duat qobla kulli syai. Saya lebih menyukai memberikan hal terbaik untuk dakwah daripada harus mendefenisikan siapa saya.’” Dan inilah jawaban yang jarang dijumpai.

Nikmatilah jalan dakwah. Susah senang itu biasa. Yang terpenting adalah mampu merasakan senang saat mengalami kesusahan. Dan tidak terlampau senang ketika mendapatkan keberhasilan. Karena semuanya adalah pertolongan dan kehendak Allah.

Allah telah memilih da’i-da’i terbaiknya untuk menegakkan islam di muka bumi. maka janganlah hanya menjadi penonton sinetron kemnengan dakwah. Tapi jadilah pelaku. Kalian adalah ummat terbaik. Kalian adalah da’i terbaik.

Saling mengertilah. Tak cukup hanya dengan mengerti, namun saling mengertilah.

Maka, mungkin sedikit kurang layak ketika kita terlalu mengambil banyak waktu untuk berhenti bergerak dengan dalih evaluasi apalagi sekedar untuk beristirahat.  Terlalu banyak kerja-kerja dakwah dan  impian yang menanti untuk disemai.

Lalu kapankah kita bisa istirahat? Nanti . . . ketika kaki-kaki kita telah berhasil menginjak surga.
Bersabarlah dalam dakwah, karena cinta yang indah tak akan terjadi dalam sekejap.

And I swear that I will never put anyone or anything before You . . . Allahu Robbuna.
[@kang_uzan]

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India