30 Jun 2013

Dari (Gerakan) Mahasiswa Menuju Negara (Syariah)



Tercapainya penegakan syariah dan nilai-nilai islam merupakan tujuan akhir yang diingankan oleh segala bentuk gerakan dakwah yang ada dunia.  Ya, semuanya sepakat bahwa khilafah islamlah yang menjadi tujuan utama. Bahwa misi gerakan islam adalah membangun kehidupan berdasarkan undang-undang Allah, Al Quran dan Hadist. Gerakan islam dalam memperjuangkan dakwah akan selalu berputar sepanjang zaman dan terus diperjuangkan oleh para kader terbaiknya untuk mengemban misi membimbing umat manusia menuju sistem islam yang kaffah.

Tugas dakwah sejatinya merupakan tugas general yang wajib diemban oleh setiap manusia, yang tak akan selesai bahkan sampai hari dimana matahari akan terbit dari ufuk barat. Maka dari itu, bagi seorang pengemban dakwah yang telah paham terhadap urgensitasnya, haruslah siap (minimal) secara psikis bahwa jalan dakwah yang ditempuh adalah panjang dan tidak sedikit tenaga yang harus dikerahkan. Sekali lagi dan bahkan berulang kali disampaikan bahwa kader dakwah harus SIAP, mengorbankan tenaga, harta dan segala yang dimilikinya semata-mata untuk mencari RIDHO Allah swt.

Lantas, ketika kita menengok jalan cerita diri kita yang saat ini (masih) berada di dunia kampus, terkadang muncul pertanyaan, seberapa pengaruhkah keberadaan kita dalam pencapaian tujuan kemenangan dakwah islam?

Tujuan kemenangan dakwah, dan tujuan tercapainya khilafah sejatinya adalah wadzifah hadhariyah (tugas peradaban), yang sepatutnya diemban oleh muslim aqil baligh. Demi mencapai tujuan yang mulia itu, Rasullullah shollallahu ‘alaihi wassalam telah mengajarkan kita untuk menjemput kemenangan dakwah secara bertahap, karena salah satu karakter dakwah adalah at-tadaruj fi al-khutuwat (bertahap dalam langkah). Tahapan urutan amal (maratibul amal) dalam dakwah yang harus dilakukan adalah:

1. Perbaikan individu (ishlah al-fard)
2Perbaikan rumah tangga (ishlahul al-bait)
3. Perbaikan masyarakat (ishlah al-mujtama’)
4. Perbaikan pemerintahan (ishlah al-hukumah)
5Penyiapan tegaknya khilafah (bina al-khilafah)
6Pemanduan dunia (ustadziah al-alam) dan Pembebasan negeri (tahrir al-wathan)

Tiga tingkatan pertama merupakan kewajiban yang harus diusahakan oleh setiap individu muslim. Sementara tiga tahapan terakhir merupakan tugas yang harus diemban gerakan dakwah sebagai sebuah tandzim (organisasi) dakwah yang aktif (baca: prinsip gerakan islam karangan Fathi Yakan). Keenam tahapan tersebut bukanlah hal yang pakem untuk diterapkan demi terwujudnya khilafah islam. Bahkan salah satu gerakan islam ada yang mempersingkatnya menjadi 3 tahap yaitu 1) Perbaikan diri (syakhsiyah islamiyah/kaderisasi) 2) Interaksi dengan ummat melalui diskusi-diskusi/muktamar 3) Serah terima kekuasaan khilafah.

Untuk mencapai urutan amal dakwah tersebut, tentulah kita harus mendalami tahapan kerja dakwah yang kita lakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

a. Mihwar Tanzhimi
Gerakan dakwah harus dibangun di atas organisasi (tanzhim) yang kuat dan solid untuk dapat mengoperasikan dakwah sesuai alur. Organisasi itu tentu harus diisi oleh kader-kader militan, yang tak gampang mengeluh, apalagi kader yang sering futur. Organisasi (walaupun kecil) akan dapat memberikan kontribusinya untuk menjadi bagian dari kemenangan dakwah.

b. Mihwar Sya’bi
Setelah dakwah terorganisasi dengan baik plus kader-kadernya telah siap terjun ke dalam kehidupan masyarakat, maka hal yang berikutnya dilakukan adalah membangun basis sosial yang luas dan merata sebagai pendukung dan simpatisan gerakan dakwah. Gerakan ini akan membantu menciptakan kultur dan budaya sosial yang islami. Adanya dominasi figur yang islami dalam masyarakat akan sangat mendukung implementasi kebijakan-kebijakan dakwah dan pendukung opini publik yang pro syariah. Maka langkah awal dalam tahapan ini adalah gerakan dakwah harus membina komitmen syumuliyatul islam dan kemantapan aqidah sebagai pondasi aktivitas masyarakat. Selain itu pada tahap ini gerakan dakwah juga harus mampu menciptakan persepsi publik bahwa sistem ideal yang mampu menyelamatkan negara hanyalah sistem islam.

c. Mihwar Muassasi
Gerakan dakwah pada tahap ini harus membangun berbagai institusi untuk mewadahi pekerjaan-pekerjaan dakwah di seluruh sektor kehidupan dan di seluruh segmen masyarakat. Wilayah pekerjaan dakwah pada mihwar ini sangat luas, karenanya dibutuhkan pengelompokan pekerjaan seperti institusi sosial, pendidikan, ekonomi, politik, budaya, dsb. Pada tahapan ini dilakukan pula upaya mengisi institusi-institusi (masyarakat / pemerintahan) yang sudah ada. Dengan begitu terbentuklah jaringan kader dakwah di seluruh institusi strategis. Ini merupakan tatanan yang dibutuhkan untuk menata kehidupan negara yang Islami.

d. Mihwar Daulah
Dakwah harus sampai pada institusi negara. Tidak lucu jika masyarakat yang berada pada grass root telah mengamalkan islam secara kaffah, kemudian dirusak tatanannya hanya karena ulah negara yang antipati terhadap syariah. Institusi negara imenjadi sebuah elemen penting dalam kemenangan dakwah karena negaralah yang akan menjadi salah satu pembantu dalam merealisasikan secara legal dan kuat seluruh dan kehendak Allah swt atas kehidupan manusia. Yang perlu dicatat, negara adalah sarana dan bukan tujuan. “Kebenaran harus punya negara, karena kebatilan pun punya negara” (Ibnul Qayyim). Keberhasilan kerja dakwah dalam mihwar ini terlihat adanya SDM yang memiliki kemampuan akademis untuk dapat mentransformasikan ajaran islam ke dalam format konstitusi/undang-undang hukum dan perangkat lainnya yang terkait dengan pengaturan hajat hidup khalayak banyak.

Mihwar daulah merupakan yang terberat yang harus dijalani oleh para kader dakwah. Pada tahap ini gerakan dakwah harus aktif mewujudkan kemandirian pangan dan finansial agar negara tetap bisa eksis tatkala diembargo dan diisolasi oleh negara-negara lain. Mengapa begitu? Karena sejarah telah mencatat tidak pernah ada sebuah negara yang menyatakan islam sebagai ideologinya melainkan pasti mengalami hari-hari yang sulit, penuh dengan perjuangan keringat bahkan darah (lihat shirah nabawi bab masa pemboikotan dan bab perang khandaq).

Sejarah telah mengajarkan bahwa pasti ada resiko dalam setiap deklarasi negara islam. Saat ini kita dapat berkaca pada pemerintahan Hamas di Palestina, Dr. Mursi di Mesir dan PM Erdogan di Turki, dimana pihak oposisi sekuler akan terus mengganggu (dengan segala skandal dan makar politisnya) para pemimpin islam itu dalam menegakkan syariah. Maka pada mihwar ini, negara harus memiliki koneksi internasional yang cukup kuat, sehingga dapat dikatakan bahwa gerakan islam transnasional tidaklah buruk, bahkan diperlukan (pernyataan ini ditulis sebagai ungkapan ketidaksetujuan terhadap isi buku Ilusi Negara Islam yang penuh fitnah).

Kemudian manakala syarat-syarat kesiapan islamisasi itu sudah terpenuhi, pada saat itulah gerakan dakwah akan dapat menggalang tuntutan politik yang ditandai dengan adanya partai-partai politik (tentu bersama publik) yang secara resmi meminta penerapan syariat islam di tataran konstitusi dan parlemen.

Kemudian, ketika parlemen telah siap dengan proses islamisasi dan akhirnya terbentuk negara islam, apakah sudah selesai? Belum. Negara harus segera melakukan konsolidasi dan koalisi politik dengan negara-negara muslim lainnya untuk menjadi sebuah satu kesatuan dan satu sistem pemerintahan yang utuh. Koalisi pemerintahan dari negara-negara islam itu memungkinkan untuk mendirikan sebuah perserikatan bangsa-bangsa islam yang kemudian mengadakan muktamar untuk berikutnya memilih dan mengangkat pemimpin sebagai simbol legitimasi umat islam seluruh dunia.

Tahapan kerja dan pemenuhan syarat-syarat kesiapan islamisasi ini idealnya dapat berjalan secara berurutan. Namun kenyataannya lebih memungkinkan berjalan secara pararel dan sangat sulit untuk diringkas. Tentu kita sebagai mahasiswa sudah tahu berada pada mihwar manakah diri kita. Maka lakukan peran kita sesuai kapasitas. Karena semua tahapan itu ibarat tembok kokoh yang berdiri karena batu bata penyusun yang kuat. Kealfaan kita dalam aktivitas-aktivitas dakwah akan menyisakan lubang pada tembok yang lambat laun menggerus kekuatan tembok dakwah yang kokoh itu. Maka yakinlah saudaraku, tak akan pernah sia-sia peranmu. Tak perlu ragu apalagi t menyesal (telah) menjadi pembantu (Allah) di jalan dakwah.

Ulasan di atas sedikit membuat diri ini tergelitik untuk main tebak-tebakan, bahwa Indonesia Emas itu akan terwujud di tahun 2024. Mengapa ? Jika kita runut kekhilafahan Islam di Turki runtuh tahun 1924. Merujuk pada hadist, Rasulullah pernah bersabda. "Allah mengutuskan pada ummat ini di setiap awal 100 tahun, orang yang akan memperbaharui urusan agama-Nya (mujaddid)" (Riwayat Abu Dawud)

Harapan itu masih dan akan selalu ada.
Wallahu a’lam…
(Catatan Kecil Pekanan)

0 komentar:

Posting Komentar

Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India