Jika kita
membicarakan dakwah kampus maka tak akan lepas dengan yang namanya dakwah di
jurusan. Karena bagaimanapun juga objek dakwah kampus itu sendiri sejatinya
adalah orang-orang yang berada dan beraktivitas di jurusan. Maka dari itu peran
serta Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) sangatlah penting dalam menampilkan syiar
islam dan mewarnai kehidupan mahasiswa dengan nilai-nilai syar’i. Dalam pelaksanaan
berbagai kegiatan dakwahnya, LDJ haruslah mempunyai kedudukan dan power tersendiri agar setiap
aktivitasnya mendapatkan dukungan dan respon yang baik dari objek dakwahnya.
Maka dari itu diperlukan suatu bargaining
position yang menguntungkan dalam hal status dan kedudukan sebuah LDJ di
jurusan.
Sebelum kita
menelaah lebih dalam lagi, perlu kita ketahui bahwa kondisi LDJ ITS satu dengan
yang lain adalah tidak sama. Perbedaan yang ada adalah meliputi ketersediaan
SDM, kultur warga jurusan terhadap kegiatan keislaman, dukungan pihak
birokrasi/jurusan, dll. Melihat fakta tersebut, maka perlakuan ataupun
manajemen pelaksanaan LDJ haruslah dilakukan sesuai dengan kondisi
masing-masing. Intinya, perlakuan tidak bisa dipukul rata.
Sebuah
fakta lain yang didapat dari pernyataan beberapa mahasiswa di beberapa jurusan
mengatakan bahwa masih ada diantara mahasiswa ITS yang belum mengenal apa itu
LDJ. Sebagai contoh ketika saya bertanya kepada salah seorang mahasiswa despro,
“Dek, kamu ikutan modes nggak?”, lalu dia menjawab, “Modes itu apaan mas?”. Sebuah
jawaban yang sangat menyakitkan bagi saya. Hal tersebut membuktikan bahwa positioning LDJ di jurusan belum
mempunyai power, sehingga para
mahasiswa jurusan tidak mengenal LDJ-nya. Lalu bagaimana solusinya? Ada
beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh pengurus LDJ untuk mengatasi
permasalahan ini. Salah satu cara adalah dengan memperjelas dan memperkuat
status kedudukan LDJ. Maksudnya seperti apa? Kita lanjutkan penjelasannya.
Bahwa
yang dimaksud status/kedudukan di sini adalah legalisasi LDJ itu sendiri di
lingkungan jurusan. Pada dasarnya semua LDJ di ITS memiliki status yang legal,
yaitu di bawah JMMI ITS. Mengapa? Karena setiap kegiatan keagamaan islam yang
dilaksanakan di jurusan haruslah sepengetahuan dan seizin dari JMMI ITS. JMMI
mempunyai hak dan kewajiban untuk mengetahui dan memberikan jaminan keamanan
terhadap kegiatan keislaman yang diadakan di jurusan. Namun sesuai dengan
pemaparan yang telah disampaikan di atas bahwa kultur dan suasana tiap jurusan
yang berbeda, maka sangat dimungkinkan juga terjadi perbedaan status/kedudukan
LDJ secara institusi di jurusan masing-masing. Pada bagian ini akan dijelaskan
beberapa macam status/kedudukan LDJ di ITS.
1. LDJ di bawah JMMI
2.
LDJ di bawah
himpunan
3. LDJ di bawah jurusan
Lantas, opsi mana
yang kira-kira sesuai dengan LDJ anda? Mari kita perhatikan profil dari
masing-masing status.
Status
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1.
LDJ di bawah JMMI
|
· Lebih independen, bergerak bebas, dan tidak dapat diintervensi
oleh organisasi lain yang ada di jurusan
· Bebas mencari dan mendapatkan massa (warga maupun non warga
boleh mengikuti program LDJ)
· Alur birokrasi lebih sederhana
· Lebih mudah untuk bersinergi dengan LDJ lain karena tidak
terikat dengan aturan himpunan/jurusan
|
·
Dukungan finansial lemah
· Tuntutan agar bisa menjadi LDJ mandiri lebih besar karena
terbatasnya pengawasan JMMI
|
2.
LDJ di bawah himpunan
|
· Dukungan finansial kuat
· Memiliki citra yang kuat di pandangan mahasiswa khususnya
mahasiswa baru
· Cenderung lebih mudah dalam mengadakan program dakwah
|
· Terikat dengan aturan himpunan sehingga menjadikan LDJ kurang
independen
· Objek dakwah adakalanya menjadi terbatas karena adanya kultur
aturan yang mengharuskan bahwa mahasiswa bukan warga tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan himpunan
· Alur birokrasi biasaya lebih panjang
|
3.
LDJ di bawah jurusan
|
· Dimungkinkan mendapatkan sokongan finansial langsung dari
jurusan
· Mendapat kemudahan dalam perizinan tempat kegiatan
· Mendapatkan dukungan dari dosen-dosen jurusan
· Kedudukannya setara dengan himpunan
|
·
Terikat dengan aturan dan instruksi
jurusan
· Alur birokrasi administrasi lebih panjang
· Objek dakwahnya cenderung terbatasi karena biasanya ada arahan
untuk negosiasi dengan himpunan
|
Keterangan di
atas adalah sedikit informasi yang dapat kita terima untuk memberikan gambaran
positif dan negatif kedudukan LDJ di ITS. Pada tataran aplikasinya, pastilah
terdapat banyak lagi informasi yang tidak tercantum pada keterangan di atas
karena pengaruh perbedaan kebijakan dan dinamisasi keorganisasian di ITS. Maka
hal terpenting yang harus menjadi titik tekan para punggawa LDJ ITS ke depan
adalah, sejauh mana LDJ kita dapat bergerak untuk berkontribusi lebih baik,
maka disitulah pilihan kita seyogyanya berlabuh. Dan bukan berkutat pada
kebingungan pada bahasan “LDJ-ku enaknya masuk himpunan atau enggak ya?”
Tidak semua LDJ
yang berada di bawah himpunan itu sukses dan, tidak semua LDJ yang berada
bersama JMMI itu lemah finansial. Pada akhirnya, rekan-rekan jurusanlah yang
mampu menganalisa kondisi LDJ-nya masing-masing di jurusan. Dan bagaimanapun
juga, karena dakwah kampus memiliki sebuah visi dan tujuan yang sama, entah
berada bersama JMMI, bersama himpunan, ataupun bersama birokrasi jurusan, sudah
selayaknya bahkan menjadi suatu kewajiban diantara lembaga-lembaga dakwah di
kampus ITS untuk tetap dapat bersatu menjunjung kebersamaan yang bernafaskan
islam, mewjudkan sinergisasi dan akselerasi demi mewujudkan kampus ITS madani.
0 komentar:
Posting Komentar
Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.