19 Mei 2016

Hanya Orang yang Kurang Iman saja yang masih Takut Tidak Kebagian Rezeki




Beberapa waktu lalu usai sholat isya, tak sengaja saya diundang makan bersama keluarga besar muslim Pakistan di TGM. Selama punya facebook, rasanya baru kali ini saya ikut trend kekinian upload foto dulu sebelum makan.

Bukan menu makanannya yang membuat istimewa, meski sebenarnya di situ ada sejenis nasi biryani khas Pakistan yang diramu bersama  gulai kambing lengkap dengan kaldu sedapnya. Yang membuat sedikit berpikir adalah, sejenak diri ini terbesit bahwa nasi yang ada dihadapan saya ini, saya tidak tahu dari mana berasnya, yang tanam padinya siapa, yang panen siapa, yang beli siapa, sampai yang masak siapa, semuanya saya sama sekali tidak tahu, tapi anehnya tiba-tiba saja itu semua datang di depan saya.

Begitu juga dengan daging kambingnya ini. Kambingnya ini milik siapa saya tak tahu, dari mana asalnya, lalu kemudian tiba-tiba muncul begitu saja di depan saya hanya sekedar untuk siap saya makan. Ajaibnya lagi, saya tinggal makan saja, tanpa harus repot nyembelih kambingnya, tanpa perlu repot harus masak dan ngasih bumbunya. Hebatnya lagi, kalau daging ini habis, tanpa perlu diminta sang petugas akan langsung dengan tanggap isi ulang nasi dan dagingnya lagi, dan ini bisa terus berlangsung sampai para tamu semuanya kenyang. Jangan lupa dan ini semua gratis. Kebahagiaan anak rantau tentunya :)

Kalau diingat dengan sedikit saja perenungan, bukankah ini hal yang luar biasa? Betapa tidak, posisi saya dari tempat awal sholat tadi ke tempat makan ini mungkin hanya beberapa langkah saja. Dan sekarang coba dibandingkan, berapa puluh ribu langkah yang harus ditempuh si daging kambing dan semua makanan tersebut untuk mendekati saya (?)

Jadi kalau kembali dipikirkan, sebenarnya mana yang lebih hebat, manusia mendatangi rezeki atau rezeki mendatangi manusia?

Sungguh, sebenarnya hanya orang-orang yang kurang iman saja yang masih takut kalau tidak kebagian rezeki.

Akhirnya kembali diri ini tercerahkan untuk menerjemahkan kebenaran apa yang disabdakan Rasul SAW. “Sesungguhnya rizki akan mengejar seorang hamba sebagaimana ajal mengejarnya” (H.R. Ibnu Hibban)

Kita memang tidak tahu rezeki kita ada dimana, tapi sebaiknya kita yakin bahwa rezeki kita tahu kita ada dimana.

Bukankah katamu, rezeki itu sudah pasti sementara surga itu belum pasti?
Lalu kenapa kau rela bersusah payah untuk sesuatu yang sudah pasti namun melupakan sesuatu yang belum pasti?

H-17 Ramadhan, ayo bersih-bersih hati..

0 komentar:

Posting Komentar

Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India