10 Apr 2016

Tentang Hafidz Cilik


Baiklah, hari ini mendapat tamparan cukup keras agar diri ini kembali serius untuk melakukan muhasabah. Tausiyah syaikh Ali Jabeer dan 'Syaikh' Rasyid, anak usia 8 tahun yang telah berhasil menyimpan seluruh kalamullah di dalam qolbunya itu membuat kami tak berhenti menahan kagum dan haru.
Sebenarnya fenomena anak usia dini yg berhasil menjadi hafidz quran ini sudah bukan menjadi sesuatu yang asing di telinga masyarakat. Apalagi setelah maraknya program hafidz cilik di telivisi, selain Rasyid juga muncul nama-nama lain seperti Luqman, Azza, dan Musa yang sudah sering mewakili Indonesia di ajang program lomba tahfidz internasional.
Testimoni paling populer yang sering diucapkan hadirin (termasuk juga si empunya status) usai melihat fenomena penampilan hafidz cilik ini adalah, "Saya juga kepingin punya anak seperti itu, hafidz quran, masih kecil sudah pinter tilawah. Gimana caranya?"
Karena penasaran, saya sempatkan tadi tanya sepintas ke Bapak Rasyid, apa resepnya dan bagaimana tips-tipsnya. Setelah saya catat dan saya coba juga pelajari dari berbagai sumber, kurang lebih seperti berikut :
1. Niat sungguh-sungguh dari orang tua untuk menjadikan anaknya hafidz Quran
2. Memperbanyak do'a kepada Allah
3. Orang tua selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat
4. Ketika istri mengandung, suami & istri memperbanyak baca al quran dan memperdengarkan sang janin dengan al quran
5. Ketika anak sudah lahir maka jauhkan dari TV dan musik yang tak bermanfaat 
6. Anak umur 2 tahun ajarkan huruf hijaiyah
7. Anak umur 3 tahun mulai latih menghafal Quran. Pada umur ini anak akan mudah mengingat
8. Orang tua hendaknya punya amalan andalan yang bisa dijadikan wasilah untuk terkabulnya do'a, misalnya istiqomah sholat tahajud atau sholat dhuha setiap hari
9. Sebelum itu semua, silakan cari calon umminya dulu, sebab semua itu tidak akan bisa terlaksana kalau anda masih jomblo smile emoticon
Kata-kata andalan yang sering saya bisikkan ke dalam diri untuk motivasi ialah,
"Ingatlah, anak bisa hafidz qur'an sekali-kali bukanlah karena jasa orang tuanya, bukan pula jasa guru/ustadz yang mengajarinya, melainkan itu semua merupakan rahmat dan kasih sayang Allah swt kepada para hamba yang telah dipilih-Nya. Maka sebenarnya, tugas kita sebagai orang tua bukanlah sibuk tentang bagaimana cara mengajari anak, tapi sibuklah bagaimana memperbaiki diri agar kita pantas dan layak mendapatkan rahmat Allah swt untuk menjadi orang tua seorang anak yang hafidz qur'an."
Semoga kita tidak menjadi orang yg hanya merasa kepengin-kepingin saja tanpa ada action nyata yang dilakukan ‪#‎jleb‬.

0 komentar:

Posting Komentar

Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India