18 Mar 2014

Tiga Pertanyaan : Tuhan, Takdir, dan Syaithan

Seorang pemuda yang lama sekolah diluar negeri kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah dia minta orang tuanya mencari guru agama, kyai atau siapa saja untuk menjawab 3 pertanyaanya. Akhirnya orang tua itu mendapatkan orang yang diminta anaknya.

Ia mengundang seorang kyai datang kerumahnya.

“Anda siapa, apakah Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?” Tanya si pemuda dengan sopan.

Kyai itu lebih sopan menjawabnya, “Saya hamba Allah, dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan Anda.”

“ Apakah Anda yakin akan bisa menjawab? Sedangkan professor dan orang-orang pintar pun tidak mampu menjawab pertanyaan saya.”

“Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya,” kata kyai dengan sabar.

“Saya punya tiga pertanyaan, pertanyaan pertama, kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya. Kedua, apakah yang dinamakan takdir itu? Dan pertanyaan terakhir, kalau syaitan diciptakan dari api, kenapa mereka dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api? Tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak berfikir sejauh itu?” Pemuda itu merasa puas telah menyampaikan pertanyaan yang sulit.

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Sambil menahan sakit, pemuda itu protes. “Kenapa Anda marah?”

“Saya tidak marah, tamparan itu adalah jawaban saya.”

“Saya sungguh-sungguh tidak mengerti, apa maksudnya?” Pemuda itu protes.

“Bagaimana rasanya tamparan saya?” sang kyai balik tanya.

“Tentu saja sakit.”

“Jadi anda percaya kalau sakit itu ada?” Tanya kyai lagi.

Ya”.

“Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!” katanya.

“Saya tidak bisa!” pemuda itu masih bingung.

“Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujud-Nya.”

Kyai itu meneruskan lagi, “Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar?”

“Tidak.”

“Atau saat bertemu tadi, apakah pernah terpikir menerima tamparan saya?”

“Tidak.”

Kyai itu menjelaskan, “Itulah yang dinamakan takdir.” Saat pemuda itu mengangguk, kyai itu melanjutkan lagi, “Terbuat dari apakah tangan yang saya gunakan untuk menampar tadi?”

“Kulit.”

“Terbuat dari apa pipi anda?”

“Kulit juga.” Jawab pemuda.

“Bagaimana rasanya tamparan saya?”

“Sakit.”

“Sama seperti itu, walaupun setan dijadikan dari api, dan neraka juga dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk setan.”

*dari berbagai sumber


0 komentar:

Posting Komentar

Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India