18 Jul 2016

"Apakah buhul pemberian dari kyai itu termasuk juga dalam perbuatan syirik?"



"Apakah buhul pemberian dari kyai itu termasuk juga dalam perbuatan syirik?"

Jawabannya iya [1]. Dan bisa dipastikan itu bukan kyai, tapi dukun yang berkedok kyai. Kyai ahlussunnah wal jama'ah tidak mungkin memberikan rajah, buhul atau jimat yang sejenisnya untuk menjamin keselamatan seseorang. Bagi seorang mukmin minta keselamatan itu caranya mudah dan murah, angkat tangan ucapkan sholawat dan tahmid, lalu berdoa, setelah selesai ucapkan aamiin [2]. Selesai. Mudah. Murah. Tidak perlu bawa jimat ke sana kemari. Tidak perlu beli jimat yang harganya sampai puluhan juta [3].

Memang tidak dipungkiri bahwa masih cukup banyak di antara masyarakat kita yang terjerumus dalam praktik syirik akbar namun karena kurangnya ilmu sehingga mereka tidak menyadarinya. Tidak heran, sebab biasanya para dukun itu memang lihai, acapkali mereka memakai identitas kyai, berbaju jubah dan sorban, berpenampilan meyakinkan untuk mengelabui pasiennya.

Ini contoh jimat, jimat keselamatan dari kyai katanya, rajah bertuliskan arab yang tidak jelas apa maknanya, dimasukkan ke dalam minyak kayu putih. Konon, kalau ada masalah, cukup oleskan minyak kayu putih yang sudah dicelupi rajah itu sambil baca bismillah tanpa nafas. Kalau masalah masih banyak, sementara minyaknya sudah habis maka bisa re-fill / isi ulang (memangnya air galon bisa diisi ulang?) Kalau isi ulang lagi tentu harus bayar lagi ke dukunnya. Dari sinilah si dukun cari duit.

Jangan mudah tertipu dengan dukun berkedok kyai gadungan. Ust. Arifin Ilham pernah berpesan dalam ceramahnya [4] bahwa ciri utama dukun berjubah kyai diantaranya ialah mereka selalu memberikan azimat atau amalan-amalan yang tidak syar'i. Selain itu mereka juga memasang tarif, biasanya menggunakan bahasa 'mahar', 'infak', disertai ancaman kalau tidak segera diobati maka pasien akan mati, kalau uang tidak segera ditransfer, doanya tidak akan sampai, penyakit tidak sembuh, dan sebagainya. Dan terakhir, kyai palsu itu biasanya menggunakan nama-nama kedigjayaan semacam Ki Gendeng Pamungkas, Ki Joko Pinter, Ki Segoro Langit, Kyai Rebo, dsb.

Tak ada kata terlambat untuk berbenah diri. Mari bersihkan akidah kita dari segala penyakit kesyirikan. Jangan takut sial, jangan takut celaka. Insya Allah dengan tauhid yang bersih, ibadah kita akan lebih khusyuk, hidup kita akan lebih tenang dan terjaga.

Referensi :
[1] Intisari Q.S Az Zumar:38, HR. Ahmad 4: 445
[2] Adab berdoa, H.R Tirmidzi 3476, H.R Abu Dawud 1481
[3] http://www.keongbuntet.com/?galeri-mustika-keong-buntet, http://www.pusatbendabertuah.com/, http://www.pusakamajapahit.com/all-product/, http://www.mistikjawa.com/?57%2Ckijing-rajah-kalija, http://www.jualmustika.com/katalog/ (BUKAN UNTUK DIBELI, tapi untuk DIWASPADAI, jika punya barang serupa, jangan ragu untuk dimusnahkan)
[4] Ilham, Arifin; 9 Ciri Dukun Berbaju Ulama; (2014) sumber: http://www.fimadani.com/9-ciri-dukun-berbaju-ulama-menurut…/

0 komentar:

Posting Komentar

Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India