4 Des 2014

Kesalihan Sosial Adalah yang Utama

Betapa banyak dari sebagian bahkan mayoritas kaum muslimin mengharapkan dapat menjadi seseorang yang salih, yang senantiasa taat dalam menjalankan setiap aktivitas ibadahnya kepada Allah SWT. Hal ini tidak salah, bahkan menjadi anjuran yang ditekankan oleh agama, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam dalam sebuah hadits,

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)”
 (H.R Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah & Hakim)

Ibadah-ibadah yang bersifat mahdhoh ini tentu saja akan meningkatkan level kesalihan seseorang secara individu. Namun cukupkah seseorang dengan kesalihan individu tersebut mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah ta’ala?

Kebanyakan orang menilai bahwa kesalihan seseorang dapat diukur dari banyaknya aktivitas-aktivitas ibadah ritualnya saja, misal dari banyaknya sholat yang dikerjakan, banyaknya puasa, ataupun bacaan dzikirnya. Padahal Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam justru lebih menekankan aspek kesalihan sosial daripada sekedar kesalihan individu.

Mari kita cermati beberapa buah hadits dari Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam berikut,

“Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Para sahabat RA. bertanya: Siapakah gerangan ya Rasulallah? Beliau menjawab: “Dia adalah seseorang yang membuat tetangganya tidak merasa aman dari gangguan dan keburukannya” (HR. Al-Hakim).

“Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang tidur malam dengan kenyang, sedangkan ia tahu bahwa, tetangga sebelahnya tengah kelaparan” (HR. At-Thabrani, Al-Bazzar dan lain-lain, serta dihasankan oleh Al-Albani).

Dalam hadits di atas jelas bahwa Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam sangat menekankan aspek kepedulian sosial dalam menentukan parameter keimanan seseorang. Bahkan beliau shollallahu’alaihi wa sallam sampai mengatakan tidak beriman seseorang yang membiarkan tetangganya kelaparan. Subhanallah !

Dalam hadits yang lain Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Penyantun janda tua dan orang miskin itu nilainya setara dengan orang yang berjihad fi sabilillah, atau seperti orang yang berpuasa tanpa putus dan yang shalat malam tanpa henti” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Maukah kalian Aku beri tahu tentang amal yang lebih tinggi daripada derajat puasa, shalat dan sedekah?”. Para ahabat menjawab: Tentu saja kami mau. Beliau lalu melanjutkan sabdanya: “Yaitu mendamaikan hubungan sesama. Karena rusaknya hubungan sesama itu ibarat gunting penyukur. Tapi bukan gunting yang mencukur rambut, melainkan yang menggunting agama” 
(HR. Abu Dawud).

“Muslim yang baik adalah ketika orang lain telah merasa aman dari gangguan lidah dan tangannya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sejenak kembali kita renungkan hadits di atas. Betapa banyak dari golongan salafussalih menginginkan agar dapat melaksanakan jihad di jalan Allah dan shalat malam. Karena memang amalamn-amalan ibadah itu adalah amalan yang amat agung pahalanya. Namun kembali beliau shollallahu’alaihi wa sallam menegaskan bahwa menyantuni fakir miskin dan mendamaikan sesama manusia adalah lebih afdhal (utama) dari semua ibadah ritual individu.

Begitulah islam mengajarkan kepada manusia. Dari sisi kemanusiaan pun islam tidak memperkenankan egoisme walaupun untuk kepentingan ibadah sekalipun. Islam adalah agama terdepan dalam mengusung konsep sosialitas dan solidaritas antar sesama. Dan memang benar, dengan kesalihan sosial ini islam akan tampil lebih indah dan mempesona di mata pemeluk agama lain.

Dengan semua itu, maka tak cukup bagi kita seorang muslim merasa puas atas capaian kesalihan individu saja. Saatnya menjadi muslim yang lebih bermanfaat untuk sesama.

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”.

(HR. Ahmad, Thabrani)


0 komentar:

Posting Komentar

Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India