Nak, menggapai cita-cita itu
bukanlah semacam memetik bunga di waktu semi yang bisa dengan mudah kalian
nikmati keindahannya. Bukan pula sesulit yang kalian bayangkan. Masa depan yang
oleh orang lain mereka jadikan seperti merengkuh langit, jadikanlah oleh kalian
seperti merengkuh langit-langit. Menuju kesana memang agak sulit, tapi bukan
berarti tidak mungkin. Kalian cukup perlu mengambil pijakan, dan raihlah
langit-langit itu. Mudah, sedikitlah berusaha.
Anakku, ustadz akan ajarkan ilmu
buah kelapa. Sungguh betapa bermanfaatnya dia bagi kita. Buah kelapa, saat dia
masih bergantung di atas pohon dia harus DIPOTONG, kemudian dia JATUH. Setelah
itu diambil, kemudian DIBELAH, setelah itu DIPARUT dan DIPERAH sari patinya.
Sungguh kasihan buah kelapa. Namun apakah itu semua menjadikannya tidak
bermanfaat? Tentu tidak. Apa jadinya kalau masakan kita tanpa santan? Hambar.
Terkadang memang kita jenuh
dengan rutinitas. Tak jarang kita berkata “aku lelah”. Tapi tahukah kalian
bahwa seseorang yang “lillah” tak akan mudah mengatakan lelah. Istiqomahlah,
dan kalian akan menikmati proses. Janganlah tertekan oleh hasil yang ditargetkan.
Melainkan, jadikan itu motivasi. Periksa kembali hati kalian, untuk siapa semua
ini kalian lakukan?
Ustadz mengingatkan, bahwa
bukanlah penderitaan yang kalian alami. Namun perjuangan yang perlu kalian
tekuni. Memang begitulah kehidupan. Hidup yang kalian alami pastilah tak
semulus jalan tol. Semua ujian harus dialami. Ujian kehidupan sejatinya bukanlah
masalah. Yang jadi masalah adalah jika kalian salah menyikapinya. Betapa banyak
kisah orang-orang sukses yang diawali dengan penderitaan dan kesulitan. Bahkan tak
ada satupun orang sukses di dunia ini yang kehidupannya tak diawali dengan
kesulitan.
Saling bekerja samalah. Salinglah
memotivasi dan mengingatkan. Katakan kepada teman seperjuanganmu “kamu bisa!”.
Pada akhirnya hanya kepada Allah lah segala ikhtiar kita dikembalikan. Yang
Lillah tak akan pernah mengatakan lelah.
Tetaplah bersama, karena saudara itu tak selalu lahir dari rahim ibumu.
Tetaplah bersama, karena saudara itu tak selalu lahir dari rahim ibumu.
Untukmu anak-anakku,
0 komentar:
Posting Komentar
Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.