Dulu sewaktu masih studi S1, kami terbiasa menyampaikan risalah
dakwah kepada rekan-rekan mahasiswa, para akademisi dan aktivis yg
memang terbiasa dengan bahasa dan bahasan yang cukup ilmiah, intelek dan
sistematis.
Namun kini medan dakwah sudah berbeda. Kami lebih
sering bergelut dan bercengkerama dengan mas dan mbak TKI yang memang
belum begitu familiar dengan bahasa dan bahasan 'tingkat tinggi'.
Diskusi dengan mereka yg kami cintai karena Allah, lebih menitikberatkan
pada problematika sehari-hari, permasalahan keluarga, tazkiyatunnafs, dll.
Sehingga agak kaget juga suatu ketika saat saya diskusi dengan ibu-ibu pengajian dan ditanya masalah hukum cerai, hukum thalaq, masa iddah, cara mengatasi cekcok suami istri, dll. Apa ibu-ibu tsb nggak lihat kalau saya masih mahasiswa dan belum married? Tentu saya agak kesulitan memberi jawaban, praktek belum kok sudah sok mau ngasih jawaban dan solusi? wallahul musta'an.
0 komentar:
Posting Komentar
Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.