Sebagai rakyat biasa, mau tidak mau kita harus menerima putusan bahwa Pilkada akan dilakukan melalui permusyawaratan dan perwakilan DPRD. Karena memang begitulah konsekuensi yg harus siap kita terima jika negara ini menganut sistem demokrasi yg katanya Pancasila. Semua pihak harus legowo, layaknya para pendukung Pak Prabowo yang harus rela dan mengakui bahwa Pak Jokowi lah yang menang.
Setidaknya saya mencoba memprediksi salah satu poin plus dari opsi sistem pemilihan yang seperti ini daripada harus berdebat dan saling hujat satu sama lain yang sebenarnya hal itu sudah diwakilkan oleh wakli rakyat di Senayan beberapa waktu lalu.
Setidaknya ada beberapa pihak yang merasa dirugikan akibat pilkada tidak langsung, diantaranya :
- rakyat penggemar money politics
- lembaga survey inkredibel
- kelompok buzzer sosial media
- politisi artis karbitan yg mengandalkan pencitraan
- jasa pengerahan massa
Dengan demikian, kita berharap bahwa sistem pemilihan yg akan diterapkan ini bisa lebih mendekati kepada kebaikan bersama, karena jika boleh dikomparasikan dengan sistem islam, ini lebih mendekati dengan sistem syuro (musyawarah) dimana orang-orang menunjuk para ahli (sebagai ahlul halli wal aqdi) untuk bermusyawarah memilih seorang pemimpin.
0 komentar:
Posting Komentar
Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.