Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menyebutkan mengenai sebagian ciri-ciri Ahlul bid’ ah (syi'ah, khawarij, mu'tazilah, dll) yakni mereka sangat fanatik kepada pendapat-pendapat ulama/pemimpin golongan mereka saja. Sehingga mereka pun tidak mau kembali kepada kebenaran meskipun kebenaran itu sudah tampak jelas bagi mereka.
Tentu hal ini menjadi nasihat yg jelas kepada kita kaum muslimin, baik itu yg mengaku salafy, ikhwany, tahriry, tablighy, maupun jihady untuk tetap selalu mengutamakan al haq di atas hujjah yg jelas ketimbang membela mati-matian jamaahnya yg hanya akan meninggalkan benih-benih asshobiyah.
Memang kita boleh saja menisbatkan diri dan memberikan loyalitas kepada organisasi atau harakah apapun yang msh dalam lingkup ahlussunnah wal jama'ah. Hal yang keliru adalah ketika kita dengan seenaknya menguji dan menanyai seseorang dengan nama-nama tersebut semisal dgn bertanya, "apakah anda salafy atau ikhwany?", kemudian akhirnya kita menempatkan wala' wal bara', berdasarkan nama kelompok-kelompok itu.
Harus dipahami bahwa intisab dan intima' kepada sebuah kelompok tidaklah menjadikan kita lebih baik dan lebih mulia dari orang lain. Orang yang paling mulia ialah dia yang paling bertakwa kepada Allah ta'ala. Sebab manusia akan datang kepada Allah ta'ala utk mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan keadaan sendiri-sendiri (furada).
"Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari kiamat" (Q.S Maryam : 95)
Tak peduli apapun jama'ah yang kita ikuti, selama Allah yang kita cari dengan ketulusan dan pemahaman yang benar (faqihu fiddin) , maka Dia-lah yang akan menuntun kita kepada jalan yg benar. Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar
Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.