Oleh:
Wakil Amir Ahrar Syam, Syaikh Ali Al-Umar Hafizhahullah
Sejak runtuhnya kekhalifahan Utsmaniyah pada tahun 1924, dunia Islam untuk pertama kalinya di dalam sejarah tidak memiliki seorang Khilafah. Setelah peristiwa itu, banyak bermunculan gerakan-gerakan Islam yang mencoba untuk mendirikan kembali kekhalifahan.
Ada 4 model gerakan utama, dan Syaikh Ali Al-Umar mengatakan bahwa Ahrar Asy-Syam menganggap gerakan mereka berada dalam posisi ke-5 dari empat model yang ada dalam upaya pengembaliam Khilafah.
4 model Gerakan untuk membangun kembali kekhalifahan adalah sebagai berikut:
1. Mereka yang percaya bahwa umat Islam terlalu lemah dan tidak dapat membuat perubahan yang realistis melalui jalan memerangi seluruh dunia, dan satu-satunya cara untuk membangun kembali pemerintahan Islam adalah dengan memasuki lanskap politik saat ini dan mengubah realitas melalui politik, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Ikhwanul Muslimin.
2. Kelompok kedua percaya bahwa Negara di dunia Muslim tidak akan berubah kecuali jika pribadi setiap muslim berubah dan kembali kepada Islam dengan ikhlas, kelompok ini percaya bahwa hal itu hanya mungkin dilakukan melalui dakwah dan menyerukan umat Islam lebih dekat dengan Islam, dan jika seorang Muslim melakukan perubahan kondisi mereka juga akan berubah. Yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Jamaat Al Tabligh
3. Kelompok ketiga percaya bahwa perubahan hanya dapat benar-benar terjadi bila dilakukan oleh penguasa atau Militer yang dibimbing untuk membangun kembali pemerintahan Islam, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Hizbtut -Tahrir
4. Kelompok keempat adalah mereka yang percaya bahwa pemerintahan Islam hanya akan kembali ditegakkan melalui Jihad dan perang, bahwa apa yang diambil secara paksa hanya akan kembali dengan kekuatan, di antara banyak kelompok Jihad, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Al-Qaeda.
Syaikh Ali Al-Umar mengatakan Ahrar Syam tidak termasuk dari salah satu dari 4 klasifikasi tersebut. Tetapi, menurut dia, Ahrar memandang dirinya sebagai kelompok pada kategori ke-5. Kata Ali, Ahrar percaya gerakannya harus mengambil apa yang bermanfaat dari 4 model gerakan ini dan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat.
Dia juga mengatakan bahwa masing-masing pemikiran kelompok-kelompok itu dapat digunakan tergantung kondisi dan realitas. Misalnya, lanjut dia, di Suriah hanya Jihad dan perang yang menjadi solusi, adapun semua cara lain tidak mungkin, "Mungkinkah Bashar disadarkan melalui dakwah? Atau akankah dia dijatuhkan melalui politik?" tanyanya retorism
Tapi, lanjut dia, di negara lain mungkin Dakwah adalah pilihan terbaik untuk membuat perubahan yang efektif. Seperti itulah secara singkat pandangan dan 'manhaj' dari Ahrar Asy-Syam.
Saat ini, ada beberapa poin penting yang menurut Ahrar Asy-Syam menjadi prioritas utama. Berikut beberapa poin-poin penting tersebut:
1. Membatasi musuh dengan cara apapun yang memungkinkan hanya menargetkan Bashar Assad. Dia memberi contoh bagaimana Nabi Muhammad SAW menawarkan musuh-musuh Islam sepertiga simpanan kurma agar mencegah para musuh Islam memerangi umat Islam.
Dia mengatakan, Ahrar Asy-Syam mengetahui bahwa permainan politik saat ini dan solusi yang ada semuanya hanya akan berujung pada kegagalan dan kekonyolan. Akan tetapi, Ahrar tetap membentuk biro politik untuk tujuan yang lebih besar dalam rangka mengurangi musuh.
2. Pentingnya Menjaga dukungan rakyat Rakyat. Syaikh Ali Al-Umar memberi contoh di Irak, katanya, di Irak pada tahun 2007 "Mujahidin dalam kondisi terkuat, baik dalam segi jumlah, wilayah dan terirorial, Amerika dan sekutunya tidak bisa bermimpi merebut sejumlah wilayah mujahidin. Tapi, karena kesalahan beberapa mujahidin yaitu organisasi Daulah Islam Irak yang saat ini bertransformasi menjadi ISIS, banyak masyarakat yang berbalik melawan mereka.
Amerika bertahun-tahun berusaha membentuk Majelis Sahawat (milisi pro-AS), tapi selalu gagal karena dukungan besar masyarakat masih berpihak kepada para mujahidin.
Akan tetapi, setelah dukungan rakyat untuk mujahidin hilang, hanya beberapa bulan, dari April ke Agustus 2007, mujahidin kehilangan hampir semua teritori dan wilayah mereka, para mujahidin menghadapi situasi dibunuh, ditangkap, atau melarikan diri ke gurun. Hal ini semua terjadi disebabkan hilangnya dukungan rakyat. "Kami di Ahrar Asy-Syam menempatkan prioritas penting agar tidak kehilangan dukungan rakyat kita," tandas Ali.
3. Syaikh Ali Al-Umar mengatakan, Ahrar Asy-Syam tidak dapat mendirikan negara Islam seorang diri. Ahrar membutuhkan semua kelompok untuk bersama-sama dalam membangun pemerintahan Islam. Ahrar Asy-Syam juga mengambil fatwa dari semua ulama Muslim Sunni di mana saja.
4. Ahrar Asy-Syam percaya gerakannya tidak mungkin dapat mengalahkan koalisi Rusia, milisi Syiah (Irak, Afghanistan, Libanon, dll), Iran, dan Bashar Assad seorang diri. Menurut Ahrar, musuh hanya dapat dihadapi, bila semua kelompok bersatu dan mengesampingkan perbedaan keyakinan di antara mereka.
Dia memberikan 3 contoh persatuan pada sejarah jihad:
1. Muhammad Al Fatih --penakluk Konstantinopel -- merupakan seorang pengikut Maturidiyah tapi semua umat Islam berjuang di bawah kepemimpinan dia.
2. Salahudin Al-Ayubi - yang merupakan pengikut Asy'ariyah, semua Muslim mendukung dan berjuang bersamanya untuk merebut kembali Al-Quds/Yerusalem.
3. Gerakan Taliban di Afghanistan yang sangat dia puji karena mendirikan pemerintahan Islam. Dia mengatakan, Taliban telah berjuang bersama semua elemen sunni sebagai pasukannya, sehingga mereka berhasil. Di dalam Thaliban ada elemen Salafi, Deobandis, Sufi, dll.
Dia mengatakan masyarakat Sunni perlu menghindari elitisme dan bersatu untuk tujuan bersama.
Dalam penjelasannya ini, terakhir dia memperingatkan bahaya sekularisme dan ekstremisme.
Ini adalah cara yang paling sederhana untuk menjelaskan siapa dan apa itu Ahrar Asy-Syam.
Diambil dari cuitan twitter Abu Sumiyyah Al-Khalidi -- Semoga Allah melindungi dia dan membuat dia teguh pada kebenaran--- resume dalam ceramah Syaikh Ali Al-Umar. [MU Bilal]
Wakil Amir Ahrar Syam, Syaikh Ali Al-Umar Hafizhahullah
Sejak runtuhnya kekhalifahan Utsmaniyah pada tahun 1924, dunia Islam untuk pertama kalinya di dalam sejarah tidak memiliki seorang Khilafah. Setelah peristiwa itu, banyak bermunculan gerakan-gerakan Islam yang mencoba untuk mendirikan kembali kekhalifahan.
Ada 4 model gerakan utama, dan Syaikh Ali Al-Umar mengatakan bahwa Ahrar Asy-Syam menganggap gerakan mereka berada dalam posisi ke-5 dari empat model yang ada dalam upaya pengembaliam Khilafah.
4 model Gerakan untuk membangun kembali kekhalifahan adalah sebagai berikut:
1. Mereka yang percaya bahwa umat Islam terlalu lemah dan tidak dapat membuat perubahan yang realistis melalui jalan memerangi seluruh dunia, dan satu-satunya cara untuk membangun kembali pemerintahan Islam adalah dengan memasuki lanskap politik saat ini dan mengubah realitas melalui politik, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Ikhwanul Muslimin.
2. Kelompok kedua percaya bahwa Negara di dunia Muslim tidak akan berubah kecuali jika pribadi setiap muslim berubah dan kembali kepada Islam dengan ikhlas, kelompok ini percaya bahwa hal itu hanya mungkin dilakukan melalui dakwah dan menyerukan umat Islam lebih dekat dengan Islam, dan jika seorang Muslim melakukan perubahan kondisi mereka juga akan berubah. Yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Jamaat Al Tabligh
3. Kelompok ketiga percaya bahwa perubahan hanya dapat benar-benar terjadi bila dilakukan oleh penguasa atau Militer yang dibimbing untuk membangun kembali pemerintahan Islam, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Hizbtut -Tahrir
4. Kelompok keempat adalah mereka yang percaya bahwa pemerintahan Islam hanya akan kembali ditegakkan melalui Jihad dan perang, bahwa apa yang diambil secara paksa hanya akan kembali dengan kekuatan, di antara banyak kelompok Jihad, yang paling terkenal merepresentasikan kelompok ini adalah Al-Qaeda.
Syaikh Ali Al-Umar mengatakan Ahrar Syam tidak termasuk dari salah satu dari 4 klasifikasi tersebut. Tetapi, menurut dia, Ahrar memandang dirinya sebagai kelompok pada kategori ke-5. Kata Ali, Ahrar percaya gerakannya harus mengambil apa yang bermanfaat dari 4 model gerakan ini dan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat.
Dia juga mengatakan bahwa masing-masing pemikiran kelompok-kelompok itu dapat digunakan tergantung kondisi dan realitas. Misalnya, lanjut dia, di Suriah hanya Jihad dan perang yang menjadi solusi, adapun semua cara lain tidak mungkin, "Mungkinkah Bashar disadarkan melalui dakwah? Atau akankah dia dijatuhkan melalui politik?" tanyanya retorism
Tapi, lanjut dia, di negara lain mungkin Dakwah adalah pilihan terbaik untuk membuat perubahan yang efektif. Seperti itulah secara singkat pandangan dan 'manhaj' dari Ahrar Asy-Syam.
Saat ini, ada beberapa poin penting yang menurut Ahrar Asy-Syam menjadi prioritas utama. Berikut beberapa poin-poin penting tersebut:
1. Membatasi musuh dengan cara apapun yang memungkinkan hanya menargetkan Bashar Assad. Dia memberi contoh bagaimana Nabi Muhammad SAW menawarkan musuh-musuh Islam sepertiga simpanan kurma agar mencegah para musuh Islam memerangi umat Islam.
Dia mengatakan, Ahrar Asy-Syam mengetahui bahwa permainan politik saat ini dan solusi yang ada semuanya hanya akan berujung pada kegagalan dan kekonyolan. Akan tetapi, Ahrar tetap membentuk biro politik untuk tujuan yang lebih besar dalam rangka mengurangi musuh.
2. Pentingnya Menjaga dukungan rakyat Rakyat. Syaikh Ali Al-Umar memberi contoh di Irak, katanya, di Irak pada tahun 2007 "Mujahidin dalam kondisi terkuat, baik dalam segi jumlah, wilayah dan terirorial, Amerika dan sekutunya tidak bisa bermimpi merebut sejumlah wilayah mujahidin. Tapi, karena kesalahan beberapa mujahidin yaitu organisasi Daulah Islam Irak yang saat ini bertransformasi menjadi ISIS, banyak masyarakat yang berbalik melawan mereka.
Amerika bertahun-tahun berusaha membentuk Majelis Sahawat (milisi pro-AS), tapi selalu gagal karena dukungan besar masyarakat masih berpihak kepada para mujahidin.
Akan tetapi, setelah dukungan rakyat untuk mujahidin hilang, hanya beberapa bulan, dari April ke Agustus 2007, mujahidin kehilangan hampir semua teritori dan wilayah mereka, para mujahidin menghadapi situasi dibunuh, ditangkap, atau melarikan diri ke gurun. Hal ini semua terjadi disebabkan hilangnya dukungan rakyat. "Kami di Ahrar Asy-Syam menempatkan prioritas penting agar tidak kehilangan dukungan rakyat kita," tandas Ali.
3. Syaikh Ali Al-Umar mengatakan, Ahrar Asy-Syam tidak dapat mendirikan negara Islam seorang diri. Ahrar membutuhkan semua kelompok untuk bersama-sama dalam membangun pemerintahan Islam. Ahrar Asy-Syam juga mengambil fatwa dari semua ulama Muslim Sunni di mana saja.
4. Ahrar Asy-Syam percaya gerakannya tidak mungkin dapat mengalahkan koalisi Rusia, milisi Syiah (Irak, Afghanistan, Libanon, dll), Iran, dan Bashar Assad seorang diri. Menurut Ahrar, musuh hanya dapat dihadapi, bila semua kelompok bersatu dan mengesampingkan perbedaan keyakinan di antara mereka.
Dia memberikan 3 contoh persatuan pada sejarah jihad:
1. Muhammad Al Fatih --penakluk Konstantinopel -- merupakan seorang pengikut Maturidiyah tapi semua umat Islam berjuang di bawah kepemimpinan dia.
2. Salahudin Al-Ayubi - yang merupakan pengikut Asy'ariyah, semua Muslim mendukung dan berjuang bersamanya untuk merebut kembali Al-Quds/Yerusalem.
3. Gerakan Taliban di Afghanistan yang sangat dia puji karena mendirikan pemerintahan Islam. Dia mengatakan, Taliban telah berjuang bersama semua elemen sunni sebagai pasukannya, sehingga mereka berhasil. Di dalam Thaliban ada elemen Salafi, Deobandis, Sufi, dll.
Dia mengatakan masyarakat Sunni perlu menghindari elitisme dan bersatu untuk tujuan bersama.
Dalam penjelasannya ini, terakhir dia memperingatkan bahaya sekularisme dan ekstremisme.
Ini adalah cara yang paling sederhana untuk menjelaskan siapa dan apa itu Ahrar Asy-Syam.
Diambil dari cuitan twitter Abu Sumiyyah Al-Khalidi -- Semoga Allah melindungi dia dan membuat dia teguh pada kebenaran--- resume dalam ceramah Syaikh Ali Al-Umar. [MU Bilal]
0 komentar:
Posting Komentar
Pribadi seseorang tercermin dari apa yang diucapkannya.